" Alhamdulilah, " ( sambil menyapukan tangan ke muka ), tanpa  disadarinya keluar dari mulut gadis belia ini pujian kepada Allah.  Zakia ( begitu panggilannya ) ikut bahagia dan malah ikut hanyut dalam keharuannya ketika menyaksikan acara Hafiz Cilik di salah satu Televisi Swasta itu.
Gadis yang sudah duduk di bangku Sekolah Dasar kelas enam ini, sempat berkhayal seandainya dia yang ikut dalam acara ini mungkin akan bahagianya. Sambil berhayal dia berpikir, kenapa bisa yaaaa, anak sekecil ini begitu fasih menghafal dan merdunya melantunkan ayat-ayat suci ini.
Zakia pun termotivasi untuk bisa mengikuti jejak hafiz cilik ini, kenapa anak yang masih berbau kencur ini bisa ( untuk ngomong bahasa hariannya saja masih belum lancar ), sementara saya yang jauh lebih tua darinya tidak mampu untuk menghafal ayat-ayat Allah ini. Sejak itu akhirnya Zakia berniat dalam hati untuk bisa mewujudkan keinginannya.
Sore itu, ketika sedang duduk-duduk santai bersama keluarganya, Zakia berkata,
" Ayah, Ibu, Zakia ingin melanjutkan sekolah nanti yang ada program tahfiznya ya? "
" Waaahh, ibu nggak menyangka kakak ( begitu panggilan akrab kami kepada Zakia ) Â Â punya keinginan yang sangat luar biasa ini," kata ibunya dengan wajah berseri-seri.
" Tapi sekolah yang ada tahfiznya itu di kota loo Kak, " ( ayahnya pun ikut menyela )
Yakin sanggup pisah sama ayah dan ibu, kata ayahnya meyakinkan.
" Yaa sanggup la Yaaah," jawab Zakia dengan mantap.
" Ya udah, nanti kita survei sekolah mana yang kakak sukai ya, " Jawab ibu sambil tersenyum.
Hari ini hari terakhir Zakia  selesai mengikuti Ujian Akhir Sekolah, sesuai dengan janji ayah dan ibunya Zakia diaajak survei ke sekolah yang dia inginkan. ( Inilah yang disukai Zakia dari orang tuanya, mereka berikan pilihan mana yang terbaik buat Zakia dan membawanya langsung ke lokasi biar hatinya puas ).