Mohon tunggu...
Money

3 Kesalahan Ini Sering Dilakukan Investor Pemula

15 September 2017   17:30 Diperbarui: 15 September 2017   17:38 674
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bagi Anda yang saat ini bekerja namun ingin memiliki penghasilan tambahan, mungkin akan berfikir untuk menjalani bisnis sampingan. Bisnis sampingan tersebut bisa merupakan bisnis online maupun bisnis offline. Bisnis online bisa Anda lakukan dengan menjadi dropshipper suatu produk di marketplace yang sangat dikenal masyarakat luas, misalnya menjadi dropshipper produk pakaian atau sepatu. Bisnis offline juga bisa Anda lakukan dengan cara berjualan di dekat rumah Anda atau berjualan saat Car Free Day. Asalkan keduanya Anda lakukan tanpa mengganggu pekerjaan utama Anda saat ini.

Namun banyak yang masih bingung untuk memulai bisnis karena tidak tahu produk apa yang ingin dijual atau tidak punya cukup waktu untuk menjalani bisnis karena waktu yang sudah cukup tersita oleh pekerjaan utama. Nah di sinilah investasi menjadi opsi alternatif bagi yang ingin mendapatkan penghasilan tambahan namun tidak memiliki waktu yang cukup banyak. Mengapa investasi? Karena investasi memiliki tingkat return yang lebih tinggi daripada tabungan biasa maupun deposito.

Investasi sendiri ada banyak macamnya. Ada investasi berupa emas, properti, saham, obligasi maupun reksadana. Sayangnya minat masyarakat untuk memulai investasi ini tidak diiringi dengan pengetahuan yang cukup tentang instrumen investasi yang dimiliki. Menurut Djohan Darmady, salah seorang pebisnis sukses di Indonesia yang juga investor yang sudah puluhan tahun mendapatkan profit miliaran dari investasi saham ini, ada banyak sekali kesalahan yang dilakukan oleh investor pemula yang mulai terjun untuk berinvestasi. Kali ini Djohan ingin membagikan kesalahan apa saja yang umum dilakukan oleh investor pemula berikut tips untuk mencegahnya.

     1. Tidak Mengetahui Tingkat Toleransi Resiko

Banyak yang berfikir bahwa semua jenis instrumen investasi memiliki tingkat resiko yang sama, baik itu reksadana saham, reksadana pendapatan tetap ataupun saham yang dibeli langsung di bursa saham. Namun kenyataannya tiap jenis instrumen investasi memiliki tingkat resiko yang berbeda-beda. Misalnya saham dan reksadana saham adalah salah satu jenis instrumen investasi yang memiliki tingkat resiko tertinggi, tapi potensi keuntungan yang bisa diambil dalam jangka panjang juga sangat besar. Hal yang berbeda dengan reksadana pasar uang yang memiliki tingkat resiko yang rendah, namun juga memiliki hasil keuntungan yang tidak sebesar reksadana saham.

     2. Tidak Memiliki Tujuan yang Jelas

Untuk apa Anda berinvestasi? Apakah untuk liburan, mencicil rumah atau biaya pendidikan anak Anda kelak? Tujuan yang jelas akan sangat menentukan jenis instrumen investasi yang akan Anda pilih. Sebagai contoh jika Anda memiliki tujuan jangka pendek seperti biaya liburan maka sebaiknya Anda berinvestasi di jenis instrumen investasi seperti reksadana pasar uang. Namun jika Anda memiliki tujuan jangka panjang seperti biaya kuliah anak Anda, maka instrumen seperti reksadana saham ataupun saham dapat Anda pilih. Hal ini dikarenakan saham dan reksadana saham mungkin akan mengalami kerugian dalam jangka waktu beberapa tahun pertama. Tetapi dalam jangka waktu di atas 5 tahun, umumnya saham akan memiliki keuntungan yang sangat besar.

    3. Terjebak Oleh Iming-Iming Keuntungan Besar

Tidak ada yang instan di dunia ini, termasuk untuk investasi. Namun masih banyak dari beberapa masyarakat kita yang terjebak oleh investasi bodong yang menawarkan profit yang sangat besar hanya dalam waktu singkat. Perlu diingat bahwa tipe investasi yang too good to be trueseperti ini biasanya adalah penipuan atau money game. Djohan sendiri memberikan rumus dasar dalam berinvestasi yaitu, High Risk-High Return-Long Term and Low Risk-Low Return-Short Term, artinya jika Anda menginginkan keuntungan yang besar dari investasi Anda, tentu Anda juga harus siap menanggung resiko yang besar pula, serta hasilnya baru bisa Anda peroleh dalam waktu yang lama. Berlaku sebaliknya, jika Anda tidak ingin mengalami resiko yang cukup besar, maka profit yang Anda peroleh juga relatif kecil, namun hasilnya bisa Anda peroleh dalam waktu relatif singkat pula.

Itu dia 3 kesalahan yang sering dilakukan oleh investor pemula serta beberapa saran yang diberikan oleh Djohan Darmady. Semoga bagi Anda yang ingin berinvestasi bisa terhindar dari beberapa kesalahan tersebut ya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun