Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Menggugat (Keberadaan) Australia

7 Februari 2015   00:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:41 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14232196021220792016

[caption id="attachment_349657" align="aligncenter" width="300" caption="AFC (sumber :albawaba.com)"][/caption]

Jujur saat final Piala Asia 31 Januari 2015 kemarin saya sangat berharap Republik Korea  mampu mengatasi perlawanan tuan rumah Australia. Tapi ternyata harapan saya sirna oleh gol James Troisi di menit 105 babak tambahan waktu. Ya, Sabtu, 31 Januari 2015 menjadi kenangan manis buat Timnas Australia dan seluruh masyarakatnya.  Mereka sukses menjadi tuan rumah dan sekaligus juara pada perhelatan sepakbola tersesar di Benua Asia.

Namun sebaliknya, hari itu menjadi hari buruk bagi persepakbolaan negara-negara Asia yang  “asli”. Setelah Western Sydney Wanderers FC menjadi juara AFC Champions League 2014, kini Australia mentahbiskan diri sebagai raja Asia. Pedih tentu, karena Australia bak negara tamu yang notabene buka negara “asli” Asia dalam perhelatan ini. Mereka datang  dari benua yang berbeda.

Sedikit flashback, Australia diterima menjadi Anggota AFC pada 1 Januari 2006. Australia melihat peluang lolos langsung ke Piala Dunia lebih besar dengan bergabung di AFC, ketimbang tetap bertahan di Zona Oceania. Australia tidak mempunyai lawan sepadan di zona tersebut.  Dan faktanya FIFA tidak memberikan jatah langsung lolos ke piala dunia untuk Zona Oceania, melainkan juaranya harus melakukan playoff melawan peringkat 4 Concacaf, peringkat 5 Conmebol atau bahkan melawan peringkat 3 AFC. Alhasil, Australia hanya 2 kali tampil di Piala Dunia yakni tahun 1974 dan 2006.  Selebihnya, Socceroos lebih banyak gagal saat menjalani playoff, tahun 1994 kalah melawan Argentina, Iran (1998) dan Uruguay (2002). Berangkat dari situ, mereka akhirnya memilih mengajukan pindah ke Zona AFC yang mempunyai 4 jatah lolos otomatis dan 1 playoff.  Sejak menjadi anggota AFC Australia  dua kali lolos langsung ke Piala Dunia (2010 dan 2014). Keputusan yang tepat buat Australia.

Hasil manis Australia ini tentu mendapat tanggapan miring dari banyak negara anggota AFC. Seperti yang dilansir REPUBLIKA.CO.ID,Kontroversi seputar status Australia yang tergabung di zona sepak bola Asia pun dipanaskan oleh komentar Presiden Sepak Bola Asia (AFC) Sheik Salman bin Ebrahim Al Khalifa.

Secara terbuka Salman mengatakan, ada keinginan dari negara-negara Teluk agar Australia dikeluarkan dari konfederasi. Menurutnya, alasan sejarah dan faka geografis membuktikan bahwa Australia memang bukan bagian dari Asia.

Kepada surat kabar asal Dubai, Al-Ittihad, Salman mengatakan bahwa negara Arab bukan satu-satunya yang ingin menendang Australia keluar dari kompetisi sepak bola Asia.

Menurutnya, masuknya Australia ke zona AFC hanya berdasarkan kepentingan Australia saja, bukan kepentingan negara Asia. Menurutnya, alasan Australia masuk ke Asia karena ingin meraih tiket langsung ke Piala Dunia.

Padahal, fakta secara sejarah serta bentang geografi, Australia ada di kawasan sepak bola Oseania. Dia pun mempertanyakan buat apa ada federasi sepak bola Oseania jika negara yang ada di wilayahnya malah memilih menyeberang ke Asia.

Beberapa hasil yang diperoleh Australia setelah pindah menjadi anggota AFC :

-Dua kali lolos langsung ke Piala Dunia (2010 dan 2014)

-Dua kali menjadi Finalis Piala Asia (2011 dan Juara 2015)

-Western Sydney Wanderers menjadi juara Liga Champions Asia (2014)

Australia sama sekali tidak merepresentasikan sepakbola Asia. Postur tubuh lebih menyerupai pemain Eropa ketimpang Asia. Beberapa pemain Timnas Australia berasal dari liga kelas 1 dan 2 Eropa dan Amerika Serikat. Sebut saja kiper Mat Ryan (Club Brugge/BEL), Mitchell Langerak (Borussia Dortmund/GER,  Chris Herd (Aston Villa/ENG), Aziz Behich (Bursaspor/TUR), Jason Davidson (West Brom/ENG), Ivan Franjic (Torpedo Moskva/RUS), Mile Jedinak (Crystal Palace/ENG), Tommy Oar (FC Utrecht/NED), Massimo Luongo (Swindon Town/ENG), Terry Antonis (Sydney FC), James Troisi (Zulte Waregem/BEL, Tim Cahill (New York Red Bulls/USA), Robbie Kruse (Bayer Leverkusen/GER) dan lain-lain. Memang ada Massimo Luongo yang berdarah Indonesia (Asia), tapi cukupkah untuk menyebut Australia itu Asia.

Konyolnya, Australia karena secara geografis berdekatan dengan AFF (ASEAN Football Federation). Berdasar KLB AFF di Timor Leste 2013, AFF menerima keanggotaan Australia, artinya Australia pun berhak mengikuti Turnamen Piala AFF. Tapi pada Piala AFF 2014 lalu Australia tak tertarik ikut, dan hanya mengikuti AFF Futsal.

Kabar pahitnya, tanpa Australia saja Timnas Indonesia tak pernah juara Piala AFF, apalagi jika Australia ikut. Wallahualam.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun