Mohon tunggu...
Pak STO
Pak STO Mohon Tunggu... -

Salesman | penikmat dan pencinta bola | menyukai pariwisata | suka nulis

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

20 Tahun Liga Indonesia, Timnas Tanpa Piala

4 Desember 2014   00:03 Diperbarui: 24 November 2018   18:48 251
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah Timnas dihajar Philipina 4 gol tanpa balas di Piala AFF lalu, rasanya sepakbola kita (baca : Timnas) bagaikan berada di titik nadir. Kemenangan atas Laos pada pertandingan berikutnya tak mampu mengobati rasa kecewa kita  yang mendalam. Sepakbola kita yang jalan di tempat kah atau negara  lain yang lebih pesat kemajuannya ?

Akhirnya waktu persiapan yang mepetlah yang menjadi biang kerok kegagalan ini. Ditambah alasan Liga Indonesia banyak terhambat karena agenda politik sehingga berakhir molor. Tanpa ada yang dengan jantan mengaku bertanggung jawab. Sejarah sepakbola kita memang akrab dengan kegagalan. Mungkin jari tanganpun  masih terlalu banyak untuk menghitung jumlah trophy yang pernah diraih Timnas kita pada kejuaraan resmi. 

Liga professional sudah mulai bergulir sejak tahun 1994, namun prestasi klub ataupun Timnas dilevel AFC pun tak kunjung datang. Jangankan AFC, di level regional AFF saja Timnas seperti kena kutuk  menjadi tim yang hanya “nyaris juara” (runner up). 

Sebagai pembanding. J-League pertama kali digulirkan tahun 1993 dengan didukung riset dan persiapan yang matang. Jepang memulai kompetisi sepakbola modern dengan hanya 10 klub. Hasilnya luar biasa, 5 tahun kemudian (1998) mereka lolos ke Piala Dunia Perancis. Itu merupakan kali pertama  dalam sejarah Jepang lolos ke putaran final Piala Dunia. Dan sejak itu Jepang selalu lolos ke Piala Dunia. Bahkan mereka 4 kali juara Piala Asia (Negara dengan juara terbanyak).  Kini J-League beranggotakan 18 klub dengan 3 jatah ke Liga Champion Asia. J-League pun menjelma menjadi liga terbaik asia, animo penonton pun mengalahkan baseball yang selama ini lebih popular di Jepang. 

Indonesia…. memulai liga professional dengan menggabung Perserikatan dan Galatama pada tahun 1994. Hanya beda 1 tahun dengan J-League. Setelah Liga Indonesia bergulir, bukan prestasi yang didapat, melainkan carut-marutnya liga dengan berbagai macam kasus, dari pengaturan skor, mafia sepakbola hingga sepakbola gajahnya yang mendunia. Selama 20 tahun Liga Indonesia bergulir, boro-boro piala level Asia atau Dunia, bahkan piala regional terkecil Asean (Piala AFF dan Sea Games) saja gak pernah didapat. Indonesia juara sepakbola Sea Games terakhir tahun 1991. Di ajang AFF Cup bahkan sekalipun Timnas tidak pernah juara. Lebih parah lagi, Liga Indonesia kini tidak mempunyai jatah otomatis ke Liga Champion Asia. Artinya memang Liga Indonesia adalah liga yang tidak dianggap bermutu.  Persib yang notabene Juara ISL harus menjalani play off dulu untuk masuk ke fase group Liga Champion Asia (LCA), sungguh mengenaskan memang. 

Mutu liga kita tercermin pada Timnas. Bagaimana kita melihat pemain kita rentan terkena kartu merah karena tekel horror karena hukuman wasit Liga Indonesia tidak tegas. Bagaimana pemain kita bahkan disindir tidak memahami (kurang paham) aturan sepakbola, ingat kasus Kurnia Meiga pada gol ke-3 melawan Philipina. Bagaimana wasit kita mengatur pagar betis pemain supaya berjarak 9,15 meter saat tendangan bebas dan lain sebagainya. Dan bisakah anda sebutkan wasit kita yang punya lisensi FIFA ? Tentu jumlahnya sangat minim. 

Dan akhirnya aib itu datang, setelah kasus sepakbola gajah PSS dan PSIS di Divisi Utama Liga Indonesia, kini Timnas dihajar Philipina 4 gol tanpa balas. Selama 23 pertemuan, timnas menang 21 kali dan seri 2 kali. Hebat kan, sejarah tercipta pada saat pemain Timnas merupakan pemain top dari Liga Indonesia. Salut buat Bambang Pamungkas yang menulis dalam bukunya “Saya Adalah Generasi Yang Gagal.” Saya kira semua sepakat Bepe tidak gagal sebagai pribadi, namun pengakuan ini harusnya menjadi evaluasi buat para petinggi sepakbola kita. 20 Tahun Liga Indonesia, Timnas Tanpa Piala. 

Wassalam

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun