Mohon tunggu...
Harun Arrasyid
Harun Arrasyid Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa IAIN Jember

Seorang yang berpetualangan mencari hal unik, kreatif dan membangun

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Petani Milenial

7 Maret 2020   18:44 Diperbarui: 7 Maret 2020   18:53 626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber Gambar: booking. Com)

Dalam kesempatan kali ini saya akan membahas tentang barang yang di anggap sampah dan tidak bisa di pakai bahkan di rendahkan akan nilainya bagi kalangan masyarakat. Dalam era modern ini penggunaan pupuk kimia oleh para petani konvensional adalah hal wajib yang harus ada dalam bercocok tanam. 

Mereka beranggapan bahwa, "jika tidak memakai pupuk dan obat-obatan kimia rasanya kurang greget . Apalagi saat wabah hama tiba secara besar-besaran, waduhhh bisa berabe bisa-bisa gagal panen dan bangkrut dahh. Dan hanya pestisida kimia lah yang bisa menyelamatkannya dengan cara singkat dan no ribet-ribet". Ujar para petani konvensional saat ini. 

Namun hal itulah yang menyebabkan maraknya serangan hama yang terjadi saat ini. seperti yang di lansir oleh kompas.com. Jutaan koloni belalang menyerang hampir semua lahan pertanian di cina. Tidak hanya cina, arab saudi juga pernah terserang mabah belalang. 

Coba kita renungan apa penyebab belalang sampai bisa berjumlah jutaan koloni belalang. Tentu tidak lain adalah ekosistem yang sudah rusak dan tidak seimbang lagi. Burung sebagai predator serangga khususnya belalang sudah berkurang. 

Apa penyebabnya? Tidak lain yaitu penggunaan pestisida kimia yang frekuensi kontak kerjanya tidak pilih-pilih alias semua organisme apapun jika terkena kontak pestisida kimia tersebut akan mati, karena cara kerja yang tidak ribet dan singkat. 

Saat petani menyemprotkan pestisida pada hama sebagai contoh belalang kemudian belalang tersebut di makan oleh burung, maka burung tersebut juga terkena dampak dari penggunaan bahan kimia tersebut dan akhirnya mati. Dan fase reproduksi atau kehidupan burung tidak sama dengan fase kehidupan belalang. 

Burung membutuhkan waktu yang cukup lma agar bisa berkembang biak. Kira-kira hanya 5-7 ekor pertahun. Berbalik dengan belalang yang mempunyai fase kehidupan yang singkat. Hal inilah yang seharusnya di pahami oleh para petani yang menggunakan obat obatan kimia dalam menghadapi hama.

Para petani milineal dan aktivis lingkungan, sekarang sedang genjar-genjarnya menemukan solusi dalam menghadapi permasalahan yang terjadi tersebut. Mereka berusaha keras dan akhirnya di temukanlah species dari kelompok fungi, yaitu beuvaria bassiana. 

B. Bassiana telah di teliti dan di kembangkan, dan hasilnya sangat menakjupkan. B. Bassiana merupakan cendawan entomopatogen yaitu cendawan yang mampu menimbulkan penyakit pada serangga. 

Tidak hanya beuvaria bassiana, metarhizium juga di teliti dan hasilnya juga sama seperti fungi beuvaria bassiana yaitu sama-sama mampu menginfeksi serangga dan membuatnya mati. 

Ini merupakan temuan yang sangat besar khususnya dalam dunia pertanian, sebab sangat ramah lingkungan, murah dan berjangka waktu panjang. Karena umur fungi tersebut bisa sampai 6 bulan menempel di tanaman.

Yang mengejutkan lagi, fungi ini mudah di produksi sendiri, tidak butuh modal banyak dalam membuat dan mengembangkan beuvaria bassiana. Karena fungi ini dapat kita jumpai di tanah-tanah sekitar pohon bisang, tepatnya banyak terdapat di perakaran pohon pisang.

Untuk itu sebagai generasi milinal perlu adanya upaya penyuluhan pada semua masyarakat khususnya petani dalam penggunaan pestisida nabati untuk tanamannya. Agar ekosistem alam terus terjaga dan bisa di nikmati anak cucu kita kelak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun