Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang suka sekali menulis

"Kurang Cerdas Dapat Diperbaiki Dengan Belajar. Kurang Cakap Dapat Dihilangkan Dengan Pengalaman. Namun Tidak Jujur Itu Sulit Diperbaiki." (Moh. Hatta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tumbuhkan Rasa Keyakinan dan Keinginan untuk Belajar (Part 2)

9 Mei 2019   16:00 Diperbarui: 9 Mei 2019   16:34 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jika Anda tidak mau belajar, tidak ada yang bisa membantu Anda. Jika Anda bertekad untuk belajar tidak ada yang bisa menghentikan Anda." (Zig Ziglar)

Ini merupakan bagian kedua dari artikel saya yang berjudul "Siswa-Siswi Juga Bisa Menjadi Enterpreneur." Saya percaya jika kita sudah memiliki tekad yang kuat untuk melakukan sesuatu atau mencapai seuatu hal, kita akan belajar banyak hal dalam pencapaian tersebut. Tentunya memiliki tekad yang kuat haruslah memiliki tujuan yang jelas terlebih dahulu, tanpa itu semua kita layaknya sebuah layang-layang yang dimainkan oleh angin kesana kemari tanpa arah.

Tidak masalah sebesar besar tekad yang kita punya, selama kita yakin bahwa kita memiliki tujuan yang jelas (tentunya yang bersifat positif), kita akan menikmati semua proses yang akan kita alami tanpa harus mengeluhkan setiap kekurangan yang kita miliki. Justru dengan memiliki keyakinan dan keinginan untuk belajar akan menumbuhkan kemampuan kita untuk melakukan sesuatu hal yang kreatif untuk menutupi hal tersebut.

Keyakinan merupakan sebuah kesadaran diri seseorang bahwa ia mampu untuk melakukan sesuatu hal dan keyakinan tersebut merupakan sesuatu hal yang menurut kita adalah benar. Terhadap asumsi yang kita anggap benar tentunya bukan sekedar perasaan hati kita semata tetapi kita dapat menganggap sesuatu benar karena kita melihat, mendengar, atau membaca dari pengalaman-pengalaman yang kita alami atau berdasarkan pengalaman orang lain.

Maka dari itu keyakinan dan keinginan untuk belajar merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan pada saat kita memutuskan untuk melakukan sebuah usaha atau mengerjakan sesuatu hal. Contoh kecil yang pernah saya alami pada saat melihat istri sedang membuat sambel untuk ikan bakar. Pada suatu waktu saya ingin sekali memasak buat istri tercinta dan saya yakin bisa. Semua bahan-bahan telah tersedia di dapur, saya tinggal membeli ikan di pasar dan saya yakin pasti selesai. Ternyata pada saat saya mulai membuat sambel terlebih dahulu, dan hasilnya sungguh luar biasa tidak enak. Kompisisi gula, garam, terasi, tomat, cabai tidak ada yang seimbang. Benar-benar pengalaman yang luar biasa, dan istri saya sampai detik ini hanya dapat tertawa terbahak-bahak jika mengingat apa yang saya lakukan di dapur.

Keyakinan yang besar tanpa diimbangi dengan keinginan untuk belajar adalah sesuatu yang mustahil, sama saja dengan kita bermimpi di siang hari. Kita terkadang meremehkan tentang arti belajar. Padahal setiap apa yang kita lakukan pada detik ini adalah sebuah pembelajaran. Tidak percaya? Cobalah kita menghirup nafas dalam-dalam, dan pernahkah terlintas didalam pikiran kita mengapa kita harus bernafas mengambil oksigen, mengapa tidak bernafas dengan air saja seperti ikan. (bukan ikan bakar yang tadi yah)

Belajar di sekolah merupakan kewajiban bagi kita semua untuk menambah ilmu pengetahuan, tetapi belajar dari kehidupan itu penting dan harus sesuai dengan yang kita perlukan. Dengan demikian kita akan terus berkembang menjadi manusia yang bermanfaat.

Yakinlah apa yang akan kita lakukan atau usahakan akan membuahkan hasil sesuai dengan kerja keras yang kita lakukan. Kerja keras disini juga dimaksudkan adalah keinginan untuk belajar. Banyak beredar di sekitar masyarakat kita beranggapan jika bisa menghasilkan uang untuk apalagi belajar, belajar hanya membuang-buang waktu. Yang seharusnya waktu yang ada bisa menghasilkan uang terbuang sia-sia dengan belajar dan belajar yang belum tentu hasilnya.

"Jika kita ingin terbang belajarlah dengan burung, jangan belajar dengan katak di dalam tempurung."

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun