Mohon tunggu...
Hartono
Hartono Mohon Tunggu... Penulis - Seorang yang suka sekali menulis

"Kurang Cerdas Dapat Diperbaiki Dengan Belajar. Kurang Cakap Dapat Dihilangkan Dengan Pengalaman. Namun Tidak Jujur Itu Sulit Diperbaiki." (Moh. Hatta)

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kisah Dua Bata Jelek yang Selalu Menginspirasikan

24 April 2019   07:34 Diperbarui: 8 Mei 2019   09:22 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://segenggamdaun.com/2013/07/dua-bata-jelek-merubah-sudut-pandang/

Kisah dua bata yang jelek tulisan dari Ajahn Brahm di buku Si Cacing dan Kotoran Kesayangannya sangat menginspirasikan banyak orang termasuk kita dalam kehidupan. Khususnya buat saya secara pribadi. 

Makna dalam cerita itu begitu dalam dan menyentuh segala aspek dalam kehidupan kita. Cerita ini memberikan kita arti kehidupan sebenarnya, entah siapa diri kita, prilaku maupun kegiatan kita sehari-hari. Saya senang untuk berbagi cerita ini kepada siapapun sampai saat ini, termasuk pada saat bercerita atau berkumpul dengan anak-anak. 

Apa yang kita rencanakan pada hari ini untuk ke depan layaknya sebuah tembok dari batu bata yang tersusun rapi. Tentunya apa yang kita rencanakan tidaklah seratus persen terlaksana atau tercapai. Akan selalu ada dua bata yang jelek menghiasi sebuah tembok yang tersusun rapi tersebut. 

Pertanyaannya adalah apa yang kita perbuat pada saat kita melihat susunan tembok atau rencana yang kita perbuat ditengah-tengahnya terdapat dua bata yang jelek. 

Sungguh mengganggu penglihatan kita ataupun pikiran kita. Banyak dari kita akan senantiasa berpikir bagaimana caranya untuk menutupi dua bata yang jelek tersebut agar tidak tampak oleh banyak orang. 

Kemarin saya berpikir untuk menulis tentang dua bata yang jelek ini untuk diposting, entah mengapa pagi ini saya mendapatkan telpon dari saudara yang bercerita tentang apa yang di alaminya. 

Bagaimana saudara-saudara kami yang lain tidak menyukai dia, sedangkan dia tidak paham apa kesalahan yang telah diperbuat. Sepanjang dia bercerita, pikiran saya terus menerus memikirkan dua bata yang jelek tersebut. Sungguh suatu kebetulan.

Kejadian yang menimpa saudara saya mungkin saja pernah kita semua alami, baik sengaja maupun tidak sengaja. Akan selalu ada pembenaran dari dua sisi. Menurut saya semua argumen yang disampaikan tidak ada yang salah. Mereka memiliki sudut pandang sendiri-sendiri dan itu benar buat saya.

Lalu dimana salahnya?

Saya tidak mengatakan ada sesuatu yang salah dari mereka. Semua kembali kepada kita menyikapi permasalahan yang ada seperti dua bata yang jelek itu. Mungkin mereka belum mengenal lebih jauh kepribadian masing-masing saudaranya, menurut saya.

Intinya disini adalah.......

Seberapa besar kita mengenal orang-orang terdekat ataupun orang disekeliling kita. Jika kita belum mengenalnya, tidak perlu kita memberikan opini atau argumen yang akhirnya mengarah kepada Hoax. 

Setiap orang memiliki rencana yang berbeda dalam kehidupannya. Kita tidak bisa mengatur agar orang lain untuk berpikiran yang sama dengan kita. Itu namanya prinsip hidup.

Saya mengambil pembelajaran Tao yang mengatakan "Segalanya di dunia ini mempunyai lawannya. Untuk ada, masing-masing membutuhkan yang lain: baik dan buruk, penuh dan kosong, kaya dan miskin, hitam dan putih."

Setiap dari kita memiliki kelemahan dan kelebihan, seandainya kita menerima setiap kelemahan dan kelebihan orang lain, seperti kita mengiklaskan dua bata yang jelek itu dalam hidup kita, betapa indahnya dunia ini. 

Terpenting buat kita adalah bukan memperdebatkan dua bata yang jelek tersebut. Tetapi bagaimana kita bersama-sama dapat mengagumi dan menghargai betapa indahnya tembok yang telah disusun dengan jerih payah dan waktu yang tidak sedikit.

"Kita hidup bukan dari omongan dari orang lain, tetapi dari apa yang kita perbuat dan rencanakan pada hari ini."

Selamat Pagi Dunia 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun