Mohon tunggu...
Hartawati Jaya Nirmala
Hartawati Jaya Nirmala Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

saya suka yang lucu dan berwarna pink

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Penggunaan Antibiotik pada Manusia dan Hewan

19 Mei 2023   16:53 Diperbarui: 19 Mei 2023   17:02 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Antibiotik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati infeksi akibat bakteri sehingga tidak bisa digunakan untuk infeksi jamur, virus, ataupun cacing. Obat ini tidak dapat digunakan sembarangan karena idealnya digunakan sesuai dengan resep dan akan berbahaya pada kesehatan jika dikonsumsi berlebihan. 

 Antibiotik sendiri memiliki berbagai golongan dan cara kerja yang berbeda, sehingga penggunaanya juga harus disesuaikan. Seperti contohnya Amoxicillin yang baiknya dikonsumsi 3x sehari. Penggunaan antibiotik secara tidak tepat seperti dalam jangka panjang (overuse) dan jangka pendek (underuse) akan mengakibatkan resistensi pada tubuh.

 Makna resistensi antibiotik pada tubuh adalah ketika seseorang yang tidak rutin meminum antibiotik sebelumnya, kemudian saat ia sakit dianjurkan mengonsumsi kembali antibiotik tersebut maka antibiotik tidak akan efektif dalam membasmi bakteri dan justru menjadi kebal (resisten) sehingga infeksi akan semakin sulit untuk diobati. Penggunaan antibiotik yang bukan disebabkan infeksi bakteri dan pengawasan yang kurang dalam distribusi dan pembelian bebas (tanpa resep) juga menjadi faktor terjadinya resistensi antibiotik saat ini.

 Apabila seseorang telah resistensi terhadap antibotik maka ketika sakit ia memerlukan biaya pengobatan yang mahal karena diperlukan obat lain yang lebih kuat untuk membasmi infeksi bakteri tersebut. Selain itu, kemanjuran dari obat akan berkurang dan bahkan menimbulkan kematian karena infeksi yang susah dikontrol, belum lagi dengan lamanya penyembuhan dan infeksi yang dapat menjangkit ke seluruh tubuh sehingga timbul komplikasi.

 Cara yang dapat kita lakukan untuk menghindari resistensi ialah dengan

  • Membeli antibiotik dengan resep
  • Mengonsumsi hanya untuk infeksi bakteri
  • Menanyakan pada apoteker terkait informasi obat
  • Menghabiskan antibiotik
  • Mengonsumsi dengan air putih, bukan dengan susu atau jamu
  • Tidak memberikan sisa obat pada orang lain

Namun dalam sehari-hari, banyak konsumen yang justru menyalahkan pihak apotek atau toko obat ketika mereka diberi tahu fungsi antibiotik itu sendiri. Mereka menganggap antibiotik merupakan obat yang sangat manjur untuk segala penyakit walaupun hanya pegel linu, jika konsumen tersebut tidak menerima edukasi yang diberikan penjual, maka mau tidak mau penjual akan memberikannya dengan resiko yang ditanggung konsumen sendiri.

Selain pada manusia, banyak peternak atau pemilik hewan peliharaan yang sering memberikan antibiotik manusia pada hewan mereka karena kurangnya jenis obat bagi hewan. Bagi peternak, antibiotik dipersalahgunakan ketika ia memberikannya rutin untuk ternaknya agar sehat dan bukan untuk pengobatan atau terapi. Apabila pada hewan atau ternak terdapat zat kimia yang resisten pada antibiotik, hal ini akan berdampak pada manusia karena antibiotik sendiri dapat ditularkan melalui daging hewan ternak yang kita konsumsi. Hewan yang sering diberikan antibiotik akan mengandung residu pada dagingnya yang sama halnya ketika mengonsumsi antibiotik ketika sedang tidak sakit.

Direktur Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes, Imran Agus Nurali pernah mengatakan, ”Yang kami takutkan adalah terjadi penularan secara langsung. Jadi pada ternak itu sudah ada zat kimia yang resisten terhadap antibiotik, dan ditransfer ke manusia lewat daging yang dimakan”

Penularan resistensi pada hewan dapat lebih tinggi karena belum tersedianya obat khusus pada hewan. Tentu akan berdampak beda jika memberikannya ke sapi dan hamster, bisa juga melalui pakan ditempat yang sama, pupuk hewan pada tanaman pangan yang dikonsumsi manusia dan kotoran yang mengkontaminasi tubuh manusia.

Solusi yang dapat digunakan agar tak terkontaminasi bakteri resisten pada daging ternak ialah memastikan memasak daging hingga matang, dengan memasaknya hingga matang akan membantu membunuh bakteri yang ada. Selain itu, kita dapat memisahkan daging dengan bahan lainnya di wadah yang berbeda agar bakteri tidak berpindah serta pastikan untuk mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dan selalu menjaga kebersihan dapur.

Sebagai pencegah resistensi antibiotik, perlu adanya dukungan dan kesadaran untuk seluruh golongan. Mulai dari pemerintah yang memperketat distribusi, penjualan di apotek dan toko obat yang bijak untuk tidak menjualbelikan antibiotik tanpa resep, hingga konsumen baik peternak atau orang sakit yang bijak memilih obat. Karena bagaimanapun, kita akan mendapat apa yang kita lakukan. Ketika kita melanggar aturan tersebut, kita sendiri yang akan rugi atau bahkan menjadi resisten antibiotik, berbeda ketika kita mematuhi peraturan, kita akan mengikuti anjuran dokter atau apoteker sehingga dapat sembuh dan sehat kembali.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun