Mohon tunggu...
Hartaty Situmorang
Hartaty Situmorang Mohon Tunggu... Lainnya - My Self

Seorang pemimpi, Terus belajar dan Berjuang untuk mencapai.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Anak Pemimpi

15 Mei 2021   05:09 Diperbarui: 15 Mei 2021   05:26 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

   Hallo, Perkenalkan nama Saya Hara.. Biasa di panggil ara.. Saya lahir dari keluarga yang dulunya serba ada tapi saat ayah bangkrut menjadikan semua keadaan sulit. Saya memiliki banyak saudara, saya paling kecil serta tidak memiliki saudara lelaki. Ya, itu terkadang membuat ayah dan Ibu sedih. Karena di Culture kami Anak laki laki itu sangat berharga, alih alih sebagai penerus nama belakang Ayah. Saya beda lima Tahun dengan kakak terakhir saya, mungkin ayah saya menantikan anak lakilaki. tapi, tak kunjung datang:) Setiap hari ketika ada diskusi keluarga, pendapat saya selalu di abaikan. Mungkin karena saya di anggap sebagai anak kecil (Padahal walau anak kecil kan tetap manusia, terkadang kita banyak dapat pembelajaran dari anak kecil) Saat setelah selesai sekolah saya memutuskan untuk mandiri, Pergi keluar kota dan memulai hidup baru dengan memilih Kuliah sambil Bekerja, ya itu adalah pilihan ku. Saya tau itu tidak mudah, tapi saya memiliki kemauan yang tinggi untuk pergi kebangku perkuliahaan. Oh ja, Karena keluarga saya tidak memiliki keadaan yang mampu untuk membayar biaya Kuliah saya. Jadi bisa di katakan itu adalah keadaan yang harus saya jalani Karena saya memiliki tujuan. Saat Bekerja dan kuliah ternyata tak semudah yang saya pikirkan.

   Setelah mengambil keputusan tersebut, sejak saat itu saya banyak belajar mengenai Hidup ya, yang tidak saya dapatkan di bangku pendidikan dan keluarga saya, saya memperoleh langsung dalam kehidupan saya sehari - hari. Di awal saya mulai belajar memanagement waktu  dan terkadang tidak sesuai jadwal yang saya rencanakan dengan yang terjadi. Bagaimana menghadapi tugas di pekerjaan dan tugas kuliah, bagaimana memanagement keuangan. Biaya hidup bukan hanya sebatas makan minum atau biaya kuliah serta biaya tempat tinggal. Tapi harus juga memikirkan bagaimana pengeluaran sehari - hari untuk transportasi serta memikirkan saat orang tua membutuhkan uang. Terkadang, saya ingin menyerah pada keadaan dan menyalahkan keadaan. tapi, saya pikir kembali itu bukan lah solusi yang benar dan hal seperti itu akan membuat saya semakin jauh dari impian saya.

   Di awalnya semua orang mengolok-olok saya, dan berkata.. Eh mana mungkin kamu bisa menyelesaikan kuliah mu.. Palingan putus tengah jalan.. Eh, sok banget kamu kuliah, Orangtua kamu aja untuk makan sehari hari susah.. Ja, saya menangis saat mendengar semua perkataan itu. Seakan menusuk jantung saya, apalagi saat mereka langsung mengatakan kepada Orangtua saya. Seakan ingin ku menghilang dan lari dari kenyataan. karena kelemahan saya adalah kedua orangtua saya. Saya tahu mereka juga ragu dengan pilihan yang saya ambil, sampai saat ada moment saya berbicara kepada kedua orang tua saya "Pa, Ma.. saya tahu kalau Papa Mama juga ragu dengan keputusan yang saya ambil, saya minta maaf jikalau perkataan orang menjadi beban bagi Papa Mama. tapi, ingatlah.. saat Papa Mama tetap bersamaku, mendukung dengan Doa, sesulit apapun keadaan nya pasti akan ku lalui sampai aku bisa memakai Toga.

(Beraubung)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun