Mohon tunggu...
Wellsy Bakarbessy
Wellsy Bakarbessy Mohon Tunggu... Relawan - Jurnalis Warga

Jurnalis Warga, Relawan 📧 wellsybakarbessy@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mangente dan Kasi Barsih Kubur, Budaya Menjelang Natal dan Akhir Tahun Kota Ambon

26 Desember 2021   12:10 Diperbarui: 26 Desember 2021   12:18 318
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Satu minggu menjelang natal di setiap tahunnya, tempat ini dipenuhi oleh masyarakat kristiani kota ambon. Tempat ini menjadi pusat kasih sayang dan ekspresi bersyukur akan berkat Tuhan yang masih dirasa. 

Tempat Pemakaman Umum (TPU) Benteng, Ambon jadi saksi bisu kenangan indah setiap menjelang natal dan akhir tahun. Kurang lebih 15 menit perjalanan dari pusat kota ambon menggunaan kendaraan pribadi atau angkutan umum, TPU Benteng terletak di Kecamatan Nusaniwe.

Masyarakat ke TPU untuk mangente dan kasi barsih kubur (mangente artinya mengunjungi /melihat, kasi barsih artinya membersihkan). 

Fenomena mangente dan kasi barsih kubur merupakan nama lokal bagi ziarah kubur. Sebenarnya tidak ada sebutan baku oleh masyarakat kota Ambon untuk fenomena ini namun kurang lebih penggunaan istilah mangente dan kasi barsih kubur sering dipakai. 

Setiap masyarakat yang datang ke TPU bertujuan untuk mengunjungi makam anggota keluarga yang sudah pergi mendahului mereka.

Sejak memasuki bulan desember, mangente dan kasi barsih kubur sudah dilakukan oleh sebagian masyarakat. Namun, puncak keramaian ada di tanggal 24 mulai pagi sampai kurang lebih jam 3 siang menjelang tanggal 25 desember. Lebih dari itu, keramaian semakin berkurang karena ada ibadah persiapan natal di sore hari.

dokpri
dokpri

Penulis dengan percaya diri menyatakan bahwa fenomena mangente dan kasi barsih kubur ini sangat unik. 

Pertama, membludaknya masyarakat yang berbondong-bondong datang ke TPU dalam hal ini TPU Benteng menyebabkan kemacetan di sepanjang jalan karena banyaknya kendaraan yang diparkir di jalan yang sempit. 

Alhasil, penduduk sekitar ikut turun tangan untuk membantu melancarkan lalu lintas yang ada. Budaya masohi (atau gotong royong) dipraktikkan oleh masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun