Mohon tunggu...
Angiola Harry
Angiola Harry Mohon Tunggu... Freelancer - Common Profile

Seorang jurnalis biasa

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Strategi Pemimpin yang Cukup Radikal tapi Cerdas

30 April 2020   00:34 Diperbarui: 30 April 2020   00:37 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jazuliddownload.blogspot.com

Siapalah diri ini.. Hanya seorang yang menulis untuk kepedulian. Tapi sehubungan dengan cara berperilaku cerdas saat menghadapi ketidakpastian, sebenarnya yang patut ditekankan terlebih dulu adalah; fitrah manusia itu cerdas. Tak ada manusia tidak cerdas karena mereka punya akal dan pikiran.

Namun memang, ketika menghadapi ketidakpastian, akan muncul kebimbangan-kebimbangan. Terlalu banyak pertimbangan. Diantara mereka, ada yang bereaksi atas kebimbangan itu dengan berlaku emosional. Dan berdasarkan apa yang telah dilakukan seorang pelopor Teknologi Ikhlas, Erbe Sentanu, seseorang yang emosional biasanya akan berlaku tidak masuk akal.

Saat emosional, mereka terjebak dengan gelombang otak yang tinggi, yang terlalu didominasi oleh serangan logika. Apapun masukan, kreatifitas, inspirasi, tidak mampu diterima otak, karena barrier gelombang yang terlampau kuat. Maka orang lain pun melihatnya seperti orang yang bebal, tidak bisa diberi masukan dan tidak bisa diatur.

Sehingga selanjutnya adalah, bagaimana kita bisa menghadapi ketidakpastian dengan rileks, karena dengan kondisi tenang, otak kita masih bisa menerima ide-ide kreatif, strategi, dan optimisme.

Maka kembali pada tema tentang cara berperilaku cerdas dalam menghadapi ketidakpastian, penulis sangat menyadari akan level kecerdasan di kepalanya. Maka melalui tulisan ini, mari, lebih baik kita melihat upaya mereka yang punya cara cerdas untuk menghadapi ketidakpastian. Tapi kita karena sudah banyak melihat mereka-mereka yang membuat terobosan cerdas di level ekonomi mikro, maka jangan lupakan juga upaya hebat di level makro.

Pelajaran siapakah yang dapat kita petik dalam menghadapi ketidakpastian? Ada tiga orang. Mungkin sebagian akan berkerut dahi, karena cara orang-orang ini mengambil kebijakan cukup banyak juga menuai kontra, bahkan dari kalangannya (baca: rakyat) sendiri.

Orang ketiga adalah presiden kita sendiri. Ya Prediden Republik Indonesia Joko Widodo. Lho kok dia? Dan ketiga pula? Tenang dulu dan bacalah lebih lanjut tulisan ini.

Apa contoh yang bisa diambil dari Joko Widodo (Jokowi) dalam menghadapi ketidakpastian di level ekonomi global? Yang terdekat dan yang cukup terbaru dari upaya Pak Jokowi dan kabinetnya, adalah Program Pra Kerja. Program ini, belum lama telah diluncurkan. Dan memang, penerapannya pun masih dibilang belum tepat sasaran.

Maka jangan sampai, program malah jadi tidak tepat guna karena penerapan yang tak tepat sasaran itu. Tidak tepat sasaran, karena rupanya beberapa dari mereka yang lolos meraih program ini ialah mereka yang bukan penganggur. Bahkan ada pengusaha yang mendapatkannya. Tapi itu hanya riak kecil yang masih bisa diperbaiki ke depannya.

Sedangkan programnya sendiri, patut diapresiasi cukup cerdas untuk hari ke depan. Apa sebab? Kalau dilihat secara whole-act Program Pra Kerja ini bisa dibilang semirip atau '11-12' dengan apa yang dilakukan dua pemimpin negara maju terdahulu. Kedua pemimpin inilah yang menurut penulis, mungkin strateginya dicontoh oleh Jokowi.

Bush and Clinton?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun