Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Cerdas Berbahasa ala Anggun C. Sasmi

17 November 2022   16:03 Diperbarui: 17 November 2022   16:18 766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Booming stasiun televisi Music Television atau MTV - channel yang khusus menayangkan video musik - di pertengahan tahun sembilan puluhan di Indonesia, sedikit banyak mempengaruhi kehidupan anak muda yang memang menjadi target pasar stasiun TV ini. Pengaruh yang melanda tidak hanya sebatas referensi musik, tetapi juga meluas sampai ke gaya berpakaian & berbicara.

Sebagai stasiun TV yang berpusat di Amerika Serikat, tentu konten tayangannya tetap memegang pakem asli yang kemudian diseusaikan dengan kultur negara yang menyiarkannya. 

Program-program yang ditayangkan MTV menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. Oleh karena itu, ketika ditayangkan di negara-negara yang tidak menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa ibu, maka yang menjadi bahasa pengantarnya adalah bahasa nasional setempat yang sesekali disisipkan dengan bahasa Inggris agar rasa Amerika-nya tetap terjaga.

MTV di masa jayanya sempat menjadi ikon gaya anak muda. Segala sesuatu yang berbau MTV dianggap keren. Tak heran jika label rekaman dari artis dan band berlomba-lomba membuat video musik yang bagus agar layak tayang di MTV, dikarenakan MTV sudah seperti tolok ukur populernya sebuah lagu atau video musik. Konsep berkomunikasi presenter (yang dikenal dengan istilah Video Jockey/VJ) yang mencampur bahasa nasional negara setempat dengan bahasa Inggris juga tidak luput menjadi referensi gaya berbicara, khususnya di Indonesia.

Pada masa belum banyak publik & artis Indonesia yang fasih berbahasa Inggris, menyelipkan kalimat bahasa Inggris dalam obrolan berbahasa Indonesia dianggap menjadi sebuah hal yang keren dan bisa menaikkan status sosial (karena memberi kesan bisa berbahasa asing, meskipun sebenarnya tidak), walaupun harus mengesampingkan apakah lawan bicara atau pendengar mengerti atau tidak. 

Namun yang fasih berbahasa Inggris pun tetap terjebak dalam trend mencampur bahasa ini.  Dikarenakan orang tersebut tidak memiliki kesempatan untuk berkomunikasi dengan orang asing atau diwawancara media asing, sehingga keinginan untuk memamerkan kemampuan berbahasa Inggris ini disalurkan pada saat berinteraksi dengan sesama orang Indonesia atau saat wawancara dengan media Indonesia. 

Penyanyi Anggun C. Sasmi berhasil go-internasional di 23 tahun, pada masanya pernah mengharu biru MTV sebagai penyanyi Asia pertama yang mampu menyeruak dominasi penyanyi Amerika & Eropa di industri musik Asia & Eropa. Anggun juga fasih berbahasa Prancis dan Inggris. Tapi toh Anggun tidak terjebak atau ikut-ikutan dengan gempuran trend mencampur-campur bahasa ini, walaupun  Anggun lah yang paling layak dimaklumi jika melakukan itu. Mengingat Anggun sudah tinggal di negara yang berbahasa Inggris dan Prancis selama puluhan tahun yang memungkinkan Anggun tidak terbiasa menggunakan bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari. Pasti akan ada beberapa terminologi atau kalimat yang lebih gampang dia ucapkan dalam bahasa Inggris atau Prancis dibanding bahasa Indonesia.

Tapi seperti yang kita lihat dan saksikan sendiri, Anggun adalah contoh figur publik Indonesia yang selalu menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar saat  sedang berada di Indonesia. Sangat jarang sekali atau bahkan tidak pernah menyelipkan kalimat bahasa Inggris atau Prancis saat berbicara dalam bahasa Indonesia. 

Dalam sebuah acara televisi Indonesia, pernah terlihat Anggun dengan santun meminta izin kepada penonton sebelum menyampaikan ucapan terima kasih dalam bahasa Prancis kepada Kedutaan Prancis. Anggun menyadari betul betapa menyebalkannya melihat dan mendengar seseorang menggunakakan bahasa yang tidak kita mengerti sementara kita berada dalam lingkaran komunikasi tersebut.

Bagi beberapa orang, berbicara sambil mencampur-campur bahasa adalah sesuatu yang keren. Tetapi Anggun juga berhasil membuat pandangan bahwa berbicara sesuai dengan lingua franca yang tepat ternyata jauh lebih keren, karena menunjukkan kecerdasan menggunakan bahasa sesuai dengan tempat & kebutuhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun