Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Fenomena Pamer di Balik Kalimat "Makan Yuk!!!"

2 Oktober 2021   14:16 Diperbarui: 2 Oktober 2021   14:30 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Mari makan..."

"Jangan lupa makan siang, gaesss..."

"Alhamdulillah, kenyang..."

Pasti anda sering menemukan postingan seperti ini di media sosial dari orang-orang yang menjadi mutual friends/followers anda. Atau mungkin paling sering di group WhatsApp (WA). Tentu saja postingan tersebut disertai dengan foto makanan yang baru disajikan dengan asap masih mengepul, atau malah hidangan yang sudah dihabiskan sehingga hanya menyisakan foto piring-piring kotor yang tidak ada sama sekali indah-indahnya secara visual.

Akses mudah untuk memiliki media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram dan (almarhum) Path membuat orang-orang dari semua strata sosial, umur dan jenis kelamin cenderung bersikap self-claimed celebrity. Merasa dirinya adalah selebriti yang segala gerak-gerik dan aktifitasnya wajib dilaporkan ke masyarakat. Jika selebriti betulan akan menarik perhatian wartawan, sesuatu yang selebriti gadungan tak mungkin dapatkan, maka selebriti gadungan akan mencoba menggalang penonton & popularitas dari lingkaran pertemanan di media sosial.

Namun karena hanya sebatas menjadi selebriti semu, segala hal hanya menjadi sarana untuk eksis dan ingin mendapatkan pengakuan. Merasa orang lain perlu mengetahui hari ini makan apa, sedang berada dimana, baru beli barang apa.

Pertanyaannya, apakah orang lain mau tahu atau peduli hari anda makan apa? Besok siang jalan-jalan ke mana? Kemarin baru beli apa?

Buat sebagian orang mungkin mau tahu, khususnya orang-orang yang memang ingin tahu urusan pribadi dan kehidupan orang lain. Ada rasa ingin tahu supaya mempunyai bahan baku untuk merasa iri, meteran untuk mengukur kemampuan orang lain, atau meteran menjengkal keuangan orang lain, termasuk materi untuk ngomongin orang lain, dll.

Kecuali anda pamer bakat seni seperti bernyanyi, bermain musik, menari, aktifitas life hacks atau stand up comedy, itu sah-sah saja. Karena bakat memang harus dipamerkan agar menemukan jalannya menuju ketenaran dan rezekinya. 

Atau pamer kegiatan sosial yang sifatnya membantu sesama, karena itu bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat hal yang sama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun