Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Music Artikel Utama FEATURED

Era Digital yang "Mengagungkan" Kuantitas

25 September 2021   11:34 Diperbarui: 30 November 2021   06:52 1296
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi MP3. Teknologi kompresi file audio. (sumber: SHUTTERSTOCK/Rawpixel.com via kompas.com)

Teknologi internet harus diakui memang sangat membantu mempermudah akses & komunikasi di seluruh dunia. 

Jika dulu jalur koresponden konvensional masih memakan waktu berhari-hari, sekarang dengan era digital bisa tereksekusi hanya dalam hitungan detik.

Mengirim data atau file dalam ukuran berapapun sudah bisa langsung diterima pada saat itu juga, meskipun penerima berada di belahan bumi yang lain, yang penting ada akses internet.

Invasi teknologi ini juga mempengaruhi industri musik dunia. Apalagi setelah eksisnya era musik digital dan online. Kaset dan CD kini digantikan oleh platform pemutar musik online seperti iTunes, Spotify, Joox, dll. Sementara program musik acara di televisi kini sudah mulai digantikan oleh Youtube.

Sayangnya, era modern dan serba instan ini terkesan seperti membuat para pelaku industri zaman now 'mendewakan' kuantitas dan mengesampingkan kualitas. 

Sekarang sebuah karya dianggap hebat dan sukses jika memiliki jumlah view, play, follower & subscriber yang berjibun. 

Sementara bukan rahasia umum lagi bahwa raupan jumlah ini bisa diakali dengan trik tertentu. Bahkan ada semacam team yang membuka jasa untuk membantu menambah jumlah tersebut dengan tarif tertentu.

Maka tidak heran jika sekarang sebuah lagu atau video tiba-tiba viral dan menjadi headline sebuah berita hiburan hanya karena sudah memiliki views sekian juta, padahal sebenarnya lagu atau video tersebut biasa saja, bahkan sering tidak memiliki value apa-apa. 

Sekarang publik seolah hanya tertarik pada karya atau konten yang sedang ramai saja, sekedar mengikuti trend supaya terlihat update & gaul.

Sektor industri jelas tak luput dari imbasnya. Karya musik kini sudah sangat jarang dirilis dalam bentuk fisik seperti kaset & CD, digantikan dengan file digital yang bisa diunduh dan diputar setiap saat lewat jalur online melalui gadget berupa ponsel android atau laptop. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun