Mohon tunggu...
Harrys Simanungkalit
Harrys Simanungkalit Mohon Tunggu... Freelancer - Hotelier

Manusia Biasa Yang Sering Overthinking

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Membenahi Danau Toba Sebelum Menjadi Destinasi Prioritas

24 September 2021   20:35 Diperbarui: 24 September 2021   20:38 416
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lolos dari Sipintu-pintu, anda akan langsung disuguhi 'eco tourism' berupa pemandangan areal persawahan yang menghampar di kanan-kiri jalan.

Kalau musim semai, maka anda akan mendapatkan hamparan berwarna hijau hasil dari padi yang baru ditanam. Saat musim menjelang panen, anda akan melihat hamparan warna kuning, sehingga bisa saja anda tergoda turun dari kendaraan dan membantu mengusir burung-burung.

Selain hamparan sawah, juga di beberapa titik akan menemukan juga ladang-ladang kopi. Tetapi harus saya ingatkan bahwa ladang kopi ini sama sekali tidak ada indah-indahnya.

Anda tahu turnamen olahraga tennis Roland Garros di Prancis. Kopi yang disuguhkan di pantry selama turnamen berasal dari Toba, lho.

Semakin dekat memasuki kawasan Toba, dari kejauhan pemandangan panorama Danau Toba akan mulai terlihat. Tetapi saya bisa bilang kalau Danau Toba indahnya hanya dari kejauhan saja. 

Begitu anda dekat dan bermaksud berkecimpung dengan airnya, apalagi dari sepanjang area Lumban Silintong sampai pelabuhan, anda akan sering bertemu sampah-sampah plastik yang mengambang maupun yang berserakan di pesisir danau.

Ini menjadi PR bagi instansi terkait untuk menyediakan petugas & tempat sampah di sepanjang pesisir danau agar warga tidak sembarangan membuang sampah ke danau, karena di Toba ini isu sampah masih menjadi masalah yang belum tertangani dengan baik. Jangan sampai gara-gara urusan sampah, Danau Toba urung menjadi subyek MICE di Indonesia Aja.

Jika anda ingin menyeberang danau menuju pulau Samosir yang ternyata luasnya hampir sama dengan negara Singapura itu, anda juga bisa meluncur dari pelabuhan Balige. 

Kapalnya beroperasi setiap hari setiap jam sepuluh pagi. Jangan bayangkan kapal kayu yang gampang terombang-ambing ombak, lho. Saya sendiri tidak berani menaiki itu. 

Tetapi ini adalah jenis kapal ferry yang sanggup mengangkut selusin kendaraan. Bagi yang ingin pulang hari itu juga, kapal yang sama akan kembali lagi dari Samosir menuju pelabuhan jam empat sore.

Setelah beberapa waktu lalu terabaikan, Danau Toba kini sudah kembali mendapat perhatian, apalagi setelah ditetapkan UNESCO sebagai Global Geopark & World Heritage. Bahkan bapak Presiden Joko Widodo ikut turun tangan untuk mengarahkan pandangan dunia ke Danau Toba lewat slogan Wonderful Indonesia: Heritage of Toba. Sudah beberapa kali juga Pak Jokowi mengunjungi kabupaten Toba, termasuk nongkrong di sebuah warung kopi di kecamatan Balige untuk menyeruput secangkir kopi khas Balige: kopi Partungkoan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun