Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Humor Artikel Utama

Ivan Lanin Bukan Ahli Bahasa, Belajar Puisi ke Sapardi Keliru

9 Januari 2020   12:04 Diperbarui: 10 Januari 2020   14:11 614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: aku, ketika bingung belajar puisi ke Sapardi dianggap keliru. (sumber: pixabay via )

Bahkan, pada satu titik, aku bosan. Aku mengakui, aku pernah menulisnya kok. Aku tanggungjawab atas itu. Baca saja kalau minat. Aku tidak ingin (lagi) mengulangnya.

Baca: Ketimpangan Realitas Buku "Hujan Bulan Juni" Sapardi.

Bayangkan saja: hampir pada diskusi-diskusi tentang puisi yang pernah aku datangi, lagi-lagi puisi "Aku Ingin" yang dibahas. Mbah Tedjo juga pernah menyentil sedikit puisi tersebut ketika ia jadi pembicara di TedEx Bandupng.

Sekali lagi, puisi liris Sapardi bukan biasa saja lho yha. Sudah begitu, katanya, dia (Sapardi) juga tidak punya pemahaman akan form puisi.

Entah, kalimat tersebut bisa muncul dari mana? Apakah dari seminar atau workshop yang Sapardi pernah berikan? Diskusi sastra mengenai puisi?

Sampai pada titik tertentu, sepengetahuanku, jarang ada penyair atau penulis atau seniman sekalipun, mau membongkar secara terbuka mengenai proses kreatifnya. Kalaupun ada dan percaya, itu... orang polos betul.

Satu-satunya cara, yang sampai sekarang masih kulakukan, ketika mencari proses kreatif mereka yha dari buku-buku yang dibaca. Buku-buku yang kemudian mengganggunya untuk kemudian membuat kritik dan/atau membuat sekadar resensi. Atau, baragkali, refleksi atas buku bacaannya tersebut.

Jadi, kalau menyambung cuitannya tadi, apakah keliru belajar puisi dari Sapardi? That's the best dark jokes ever i have seen in this decade~

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humor Selengkapnya
Lihat Humor Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun