Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Kenapa Pedagang Kakinya (Bisa) Lima?

24 Agustus 2019   02:10 Diperbarui: 24 Agustus 2019   12:36 687
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ceritanya ini demi trotoar dan demu yang beterbangan. :(((

"Aku hanya bisa melucui keadaan seperti sore itu pada temanku: jalan kaki di Jakarta sama saja dengan bunuh diri."

Satu waktu, ketika pulang membeli gorengan Eneng yang terenak sedunia fana itu, kami --aku dan temanku-- putuskan untuk muter agak jauh. Kalau biasanya tinggal lurus, kala itu kami tembuskan pasar dan keluar di depannya.

Sore hari selalu ramai. Jalan raya dipenuhi kendaraan; macet. Kami akhir mesti mlipir sana-sini ketika berjalan di trotoar. Berbagi jalan dengan pedagang kaki lima dan kendaraan bermotor yang tanpa diduga naik ke trotoar menerobos yang namanya macet itu.

Belum lagi motor-motor yang parkir sembarangan. Motornya ada, pemiliknya entah ke mana. Yang lebih menyebalkan: motor yang diparkir itu justru foot-step belakangnya terbuka. Jadi kalau tidak hati-hati bisa tersandung atau tersangkut.

Aku hanya bisa melucui keadaan seperti sore itu pada temanku: jalan kaki di Jakarta sama saja dengan bunuh diri.

Temanku tidak tertawa.

***
Jika sedang kedapatan ngantornya masuk malam, aku sering datang lebih cepat. Biasanya itu karena dua hal: (1) jadwal kereta sore kalau ke Jakarta jarang penuh dan itu adalah waktu yang terpat agar supaya bisa bareng, satu kereta, dengan civitas akademi Universitas Indonesia yang lucu-lucu itu pulang. Atau, (2) bisa nongkrong-nongkrong dulu.

Abaikan yang pertama, sebab meski sering bareng dan bertemu, tidak pernah sekalipun ada hasilnya. Alias nol besar!

Namun, mari fokus pada bagian kedua. Inilah kisahnya:

1/
Aku suka ngopi. Bisa dibilang, ngopi adalah jalan ninjaku~

Untuk sampai ke kantor dari stasiun setidaknya ada 3 warung kopi. Jika sedang kedapatan tugas malam, dari sebulan hingga seminggu, pasti aku sempatkan bergiliran ngopi di sana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun