Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Begitu Larut, Malam, dan Dingin Bercerita

12 Oktober 2018   01:14 Diperbarui: 12 Oktober 2018   02:41 2543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

begitu larut. malam dan dingin. angin
menunggang daun-daun yang gugur
dimakan usia; dibiarkan masalalunya.
seorang anak dipeluk ayahnya. seorang
ayah ditinggal keluarganya. sebuah
keluarga mencintai keutuhannya.

begitu dingin. malam yang larut berangin.
lampu jalan tengah menghibur
bayangnya yang bersedih. airmata itu
akhirnya sampai jatuh dan jauh. seperti
suara waktu menghitung maju ketika
diburu. tiada lagi yang bisa diingat, kata
kata rubuh sebelum disuratkan.

begitu malam. dingin lalu larut dalam
ingatan: merenggang dari satu langkah
ke langkah berikutnya ke belakang. jika
bertemu hantu, ucapkanlah salam: ia
adalah yang menghantui sampai masa
masa paling begetar saat mencoba
tegar. mungkin kangen. mungkin yang
lain.

begitu saja. sampai larut, sampai malam,
sampai dingin yang akhirnya
menyadarkan: kepada siapa di sana?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun