Pernahkah kamu berpikir, berapa banyak makanan yang kita buang setiap hari? Sebuah pertanyaan sederhana, namun jika kita cermati, jawabannya bisa sangat mengejutkan.Â
Makanan yang kita buang tidak hanya sekadar piring yang tak habis dimakan, tapi juga mencerminkan masalah besar yang sedang dihadapi oleh dunia. Dan di Indonesia, masalah ini sudah mencapai titik yang memprihatinkan.
Banyak dari kita mungkin tidak menyadari betapa besar dampak dari kebiasaan membuang makanan. Di saat beberapa orang berjuang mencari sesuap nasi, sebagian lainnya justru membuang makanan begitu saja.Â
Mungkin kita merasa itu tidak terlalu signifikan, tetapi sebenarnya, di Indonesia, sekitar 14,73 juta ton makanan terbuang setiap tahunnya.Â
Bayangkan, angka ini setara dengan lebih dari sepertiga dari jumlah total sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga di negara kita. Sebuah angka yang tentu saja sangat mencengangkan.
Lebih dari sekadar sisa makanan di tempat sampah, fenomena food waste ini berkontribusi pada banyak masalah serius. Di Indonesia, sampah makanan menyumbang hingga 41,4% dari total sampah nasional, bahkan lebih besar dari sampah plastik!Â
Makanan yang tidak terpakai ini tidak hanya menghabiskan uang dan sumber daya, tapi juga menciptakan dampak lingkungan yang besar.Â
Sampah makanan yang membusuk menghasilkan gas rumah kaca yang memperburuk perubahan iklim. Di sisi lain, ratusan triliun rupiah pun lenyap sia-sia.
Tapi apa sebenarnya yang membedakan antara food loss dan food waste? Sederhananya, food loss adalah makanan yang hilang sebelum mencapai tangan kita, seperti yang terjadi pada proses panen yang gagal atau makanan yang rusak saat distribusi.Â
Sedangkan food waste adalah makanan yang seharusnya layak dimakan, tapi malah dibuang oleh konsumen, restoran, atau supermarket. Sayangnya, kita, sebagai konsumen, adalah pelaku terbesar dalam masalah ini.