Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Health Promoter

Master of Public Health | Praktisi Perilaku dan Promosi Kesehatan | Menulis dan membuat konten kesehatan, lingkungan, dan sastra | Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sulit Bilang Tidak pada Orang Lain? Bisa Jadi Kamu termasuk People Pleaser

9 April 2025   08:54 Diperbarui: 9 April 2025   08:54 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: static.promediateknologi.id

Pernahkah kamu merasa sulit untuk mengatakan "tidak" ketika seseorang meminta bantuan, meskipun kamu tahu itu akan mengorbankan waktu, energi, atau bahkan kebahagiaanmu sendiri? Atau mungkin kamu sering merasa bertanggung jawab atas kebahagiaan orang lain, bahkan jika itu membuatmu lelah secara emosional. Jika iya, kemungkinan besar kamu termasuk dalam kategori "people pleaser."

Fenomena ini lebih umum daripada yang kita pikirkan. Banyak dari kita yang secara tidak sadar terjebak dalam pola ini, selalu berusaha menyenangkan orang lain demi mendapatkan penerimaan atau menghindari konflik. Tetapi, apakah kamu pernah bertanya-tanya mengapa perilaku ini begitu sulit dihentikan? Dan yang lebih penting, bagaimana kita bisa mengatasinya?

Ada banyak alasan mengapa seseorang menjadi people pleaser. Salah satu penyebab utamanya adalah rasa tidak percaya diri. Ketika kita merasa kurang berharga, sering kali kita mencari validasi dari orang lain dengan cara menyenangkan mereka. Kita berharap bahwa dengan memenuhi kebutuhan mereka, kita akan dianggap penting atau diterima.

Selain itu, ketakutan akan penolakan atau konflik juga memainkan peran besar. Mungkin kamu pernah mengalami situasi di mana mengatakan "tidak" membuatmu merasa bersalah atau takut akan konsekuensi buruk. Akibatnya, kamu memilih untuk mengikuti keinginan orang lain demi menjaga kedamaian.

Pengalaman masa kecil juga sering menjadi akar dari perilaku ini. Jika kamu tumbuh di lingkungan yang penuh kritik atau tuntutan tinggi, mungkin kamu belajar bahwa menyenangkan orang lain adalah cara terbaik untuk mendapatkan cinta dan perhatian. Bahkan budaya dan norma sosial bisa memengaruhi perilaku ini---di beberapa masyarakat, pengorbanan diri dianggap sebagai tanda kebaikan dan kepedulian.

Meskipun terlihat seperti sifat yang baik, menjadi people pleaser sebenarnya bisa berdampak buruk pada kesehatan mental dan hubungan kita. Ketika kita terlalu fokus pada kebutuhan orang lain, kita sering kali mengabaikan diri sendiri. Akibatnya, stres dan kelelahan emosional pun muncul.

Lebih parah lagi, perilaku ini bisa membuat kita kehilangan identitas diri. Ketika hidupmu hanya berputar di sekitar harapan orang lain, sulit untuk mengetahui apa yang sebenarnya kamu inginkan atau butuhkan. Hubungan pun menjadi tidak seimbang---kamu memberi terlalu banyak tanpa mendapatkan hal yang sama sebagai balasan.

Mengubah kebiasaan "people pleasing" memang tidak mudah, tetapi bukan berarti mustahil. Langkah pertama adalah menyadari bahwa kebahagiaanmu sama pentingnya dengan kebahagiaan orang lain. Kamu tidak harus selalu menjadi "penyelamat" bagi semua orang.

Belajar berkata "tidak" adalah keterampilan penting yang perlu dilatih. Mulailah dengan menolak permintaan kecil dan perlahan-lahan tingkatkan keberanianmu untuk menetapkan batasan yang lebih besar. Ingatlah bahwa menolak bukanlah tindakan egois---itu adalah bentuk cinta terhadap diri sendiri.

Selain itu, penting bagi kita untuk membangun batasan yang sehat dalam hubungan dengan orang lain. Misalnya, tetapkan waktu khusus untuk dirimu sendiri dan jangan ragu untuk menegaskan batasan tersebut ketika dilanggar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun