Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Makanan sebagai Salah Satu Kekuatan Identitas Budaya

22 Mei 2022   21:59 Diperbarui: 22 Mei 2022   22:06 786
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foodors Travel Guide/brilio.net

Apa makanan favoritmu? Saat ditanya demikian, bisa jadi pikiran kita langsung terbayang makanan yang terkenal mendunia. Contohnya seperti burger, sushi, kimchi, dan lain sebagainya yang notabene berasal dari negara lain. Barangkali cukup jarang makanan khas daerah kita (millennial dan Gen-Z) menjadi top of mind kuliner favorit kita, bahkan mungkin sama sekali tidak terpikirkan oleh kita.

Jika benar demikian, bisa jadi identitas asli kita mulai terlupakan atau memang tidak pernah kita kenali sama sekali. Sadar ataukah tidak, makanan sebenarnya merupakan salah satu kekuatan utama dari identitas kebudayaan. Jika kita melihat dengan seksama, maka hal ini dapat tergambar dalam kehidupan kita sehari-hari.

Berasal dari suku atau etnis manakah kamu? Setelah menjawabnya, bisa jadi pertanyaan lanjutannya adalah makanan khas daerahmu apa saja? Bisa tidaknya menjawab pertanyaan tersebut dapat mengindikasikan seberapa kenalnya kita dengan identitas kita.

Setiap etnis memiliki jenis makanannya yang khas dan unik. Indonesia terkenal dengan makanan yang khas dengan rempah-rempah dan cenderung pedas. Jika lebih mendalam ke daerah, kita tentu mengenal papeda dari Papua, rendang dari Minangkabau, hingga se'i dari NTT. Menyebutkan salah satu dari makanan itu sama saja dengan menyebutkan daerah asal makanan tersebut.

Khusus di NTT, terdapat juga banyak pola makan yang unik. Contohnya adalah daerah asal saya yakni RoteNdao. Sejak zaman dulu, gula air (air hasil olahan dari buah pohon lontar) tidak bisa dipisahkan dari kebutuhan perut orang Rote. Mau apapun makanannya, tidak akan lengkap jika gula air belum diminum.

Bahkan saya pernah mendengar bahwa, di masa lalu, suatu keluarga bisa dikatakan berada dalam kondisi ekonomi sangat sulit jika tidak ada persediaan gula air di rumahnya. Hal ini sama seperti kita menganggap berharganya beras di masa sekarang.

Hal tersebut pun berlaku pada orang di pulau Timor yang tidak bisa dipisahkan dengan jagung. Persediaan jagung merupakan suatu keharusan sebagai bahan pangan pokok keluarga. Namun, di masa sekarang ini, keanekaragaman makanan di masa lampau nampaknya sudah mulai pudar. Kondisi sosial di semua daerah hanya diukur dengan beras saja.

Selanjutnya, jika kita berbicara mengenai adat istiadat, maka tentu tidak bisa dipisahkan juga dari makanan. Setiap adat memiliki aturan tentang makanan. Contohnya berupa pantangan makanan yang berlaku di beberapa suku yang jika dilanggar maka akan berdampak negatif. Tetapi beberapa larangan yang dilakukan bisa juga memiliki tujuan yang baik untuk kesehatan.

Selain itu, ada pula makanan khusus yang memang harus disiapkan pada saat pelaksanaan suatu upacara adat sejak masa lampau. Contohnya seperti pa'piong yang menjadi sajian upacara adat Sisemba di Toraja. Ada pula bubur suro yang tak boleh ketinggalan saat orang Jawa menggelar upacara adat Sekaten.

Masih ada banyak lagi jenis makanan yang ternyata dulunya selalu menjadi menu sajian saat upacara adat tertentu dan kini sudah lumrah dikonsumsi sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun