Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Tiga Hal Sederhana Ini Bisa Akibatkan Anxiety Disorder

14 Mei 2021   12:51 Diperbarui: 2 Juni 2022   13:54 1033
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: CRx Magazine

Salah satu istilah yang cukup nge-trend di masa kini adalah anxiety disorder atau gangguan kecemasan. Pernahkah kamu mendengarnya? Anxiety disorder adalah satu dari sekian bentuk gangguan mental yang memiliki tanda seperti perasaan takut dan cemas secara berlebihan. Hal tersebut akhirnya membuat fungsi individu, sosial, serta aktivitas seseorang dapat terganggu.

Our World in Data menunjukkan bahwa selama 2017 lalu, terdapat 264 juta orang di dunia yang mengalami gangguan kecemasan. Pantas saja, generasi kita saat ini sering disebut sebagai "generasi rentan stres". Untuk mencegah diri kita mengalami anxiety disorder, maka kita perlu memahami penyebabnya. Berikut ini merupakan tiga hal sederhana yang bisa membuatmu mengalami gangguan kesehatan mental ini.

Pengalaman Buruk

Kita semua tentunya memiliki pengalaman buruk. Bukankah hal tersebut wajar? Meski  terbilang wajar, kejadian buruk di masa lalu yang masih membekas dapat membuat kita mengalami gangguan kecemasan di masa kini.

Contohnya adalah trauma di masa anak-anak. Bentuk kejadian yang dapat mengakibatkan trauma adalah kekerasan yang didapatkan, penolakan atau ditelantarkan, kehilangan orang yang disayangi, hingga perceraian orang tua. Pengalaman-pengalaman tersebut dapat membuat orang yang mengalaminya merasa kurang berharga, serta sulit mempercayai orang lain.

Trauma yang dialami harus dilawan atau diselesaikan. Salah satu cara penyelesaian terbaik adalah belajar untuk menerima keadaan dan berdamai dengan diri sendiri. Setelah berdamai dengan masa lalu, kita akan dapat menjalani hari ini dan masa depan dengan perasaan lebih lega. Yuk, mulai berdamai dengan kehidupan.

Selain pengalaman buruk yang dirasakan oleh diri sendiri, melihat pengalaman buruk dari orang lain juga bisa mempengaruhi mental kita. Jika sehari-hari kita dikelilingi oleh orang-orang yang selalu berperilaku cemas, kita pun akan terpengaruh. Kebiasaan merasa cemas dari orang di sekitar akan membuat kita terbentuk menjadi orang yang mudah cemas juga.

Ada kalimat terkenal yang berbunyi "pergaulan buruk dapat merusak kebiasaan baik". Karena itu, tempatkanlah diri kita sebisa mungkin pada lingkungan yang positif secara mental. Bukankah sebaiknya kita saling memberikan pengaruh baik pada lingkungan kita?

Media Sosial

Kebanyakan dari kita saat ini hampir tidak bisa terlepas dari gawai. Mungkin, ponsel kita sudah menjadi suatu kebutuhan primer yang setara dengan beras. Kita bisa menghabiskan belasan hingga puluhan jam dalam seminggu hanya untuk nge-scroll ponsel kita.

Apa saja yang biasanya dilihat? Kehidupan orang lain yang "lebih wow" dibandingkan hidup kita, pameran kelebihan yang sulit dicapai oleh kekurangan kita, dan lain sebagainya. Interpretasi yang sempit terhadap kehidupan di dunia maya tersebut bisa membuat kita merasa terancam, takut ditolak, hingga rendah diri.

Padahal, bukankah hal yang ditampilkan oleh "manusia sempurna" di media sosial hanyalah yang sisi mereka yang baik-baik saja? Percayalah, semua orang memiliki kekurangannya masing-masing. Hanya saja, mereka tidak menunjukkannya di media sosial. Jadi, jangan takut menjadi manusia yang tidak sempurna. Karena, tidak ada yang sempurna di dunia ini, kan?

Menggunakan media sosial secara berlebihan pun dapat membuat kita mudah merasa kesepian, terabaikan, hingga mengalami salah paham. Salah satu contoh sederhananya adalah ketika "dua centang biru" yang terlihat pada pesan whatsapp kita tidak sesegera mungkin dibalas. Atau mungkin, chat balasan dari orang lain terlalu singkat tanpa adanya emoticon. Jujur saja, hal-hal remeh tersebut sering membuat kita berpikir yang tidak-tidak.

Gaya Hidup

Gaya hidup tidak sehat yang dimaksud berkaitan dengan hal pola konsumsi, relasi, serta kesibukan. Contoh pola konsumsi yang dapat membuat kita mengalami anxiety disorder adalah konsumsi kafein seperti teh, kopi, soda, serta minuman berenergi secara berlebihan. Kelebihan kafein dapat membuat kita mengalami gangguan tidur. Kurangnya waktu istirahat berkaitan dengan peningkatan kecemasan.

Sementara itu, relasi yang buruk bersama orang lain bisa juga membuat kita mudah mengalami gangguan mental. Biasanya, kita mengenal istilah "toxic relationship" yang hanya menguras perasaan, serta emosi. Karena itu, dari pada galau, cobalah untuk menciptakan hubungan yang sehat. Jadi demi kesehatan mental kamu, mau putus atau terus, nih?

Selanjutnya, kesibukan yang membuat kita mengalami anxiety disorder biasanya berhubungan dengan pekerjaan. Pekerjaan yang terlalu menumpuk, kurangnya istirahat, ditambah lingkungan kerja yang memberatkan tentu membuat kita mudah mengalami kecemasan dan ketakutan. Hal ini dapat diperparah ketika kita kehilangan pekerjaan. Stres yang kita alami pun akan makin meningkat.

Karena itu, ciptakanlah pola kerja dan lingkungan kerja yang lebih kondusif, serta bisa membuat kita lebih bersemangat atau tenang dalam bekerja. Jika masih juga mengalami gangguan mental, cobalah untuk menemukan lingkungan kerja yang lebih kondusif. Kamu lebih tahu langkah terbaik untuk dirimu.

Anxiety disorder bisa mengganggu aktivitas, bahkan mengancam kehidupan kita. Karena itu, jangan lupa untuk menjaga kesehatan mental kita. Mulailah dari hal-hal yang kecil atau sederhana yang bisa membuat kita hidup secara tenang dan nyaman.

Referensi: Wikipedia, Our World in Data, Very Well Mind

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun