Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Saat Teduh di Kampung Bena

29 November 2020   10:38 Diperbarui: 29 November 2020   10:55 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kampung Adat Bena (Dokpri)

Langit baru saja selesai mengeluarkan segala keluhnya dalam bentuk tetesan air yang deras. Kelegaannya terpancar dari senyum mentari yang sedang berbaring manja di ufuk barat. Saya dan beberapa teman baru saja tiba di pintu masuk kampung Bena. Desir angin sore menyambut kami dengan dengan raut yang cukup dingin.

Terang saja, kunjungan harian di tempat wisata yang sangat populer ini sudah akan ditutup dan kami adalah pengunjung terakhir hari ini. Beruntung, kakak nona dan mama yang menjaga loket masuk kunjungan masih mempersilahkan kami dengan penuh keramahan. 

Rasa lega lalu mendekap pikiran kami karena masih sempat memiliki waktu untuk melihat-lihat ke dalam kampung adat yang berjarak sekitar 30 menit dari Kota Bajawa ini.

Anak-anak sedang Bermain Bola | dokpri
Anak-anak sedang Bermain Bola | dokpri
Dengan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak, kami pun mulai menelisik ke segala penjuru area yang mulai sedikit gelap tersebut. 

Beberapa teman saya sibuk mengoperasikan kamera di tangan mereka guna merekam kegiatan anggota masyarakat sekitar. Nantinya, hasil dokumentasi tersebut akan digunakan sebagai materi dalam konten-konten edukasi kesehatan yang sedang tim kami kerjakan.

Ada yang sedang menenun kain, duduk bercerita, dan saling membantu dalam kegiatan membangun rumah. Sementara itu, beberapa anak sedang asyik bermain bola di lapangan yang berada di tengah kampung. 

Di daerah perkampungan, adalah suatu hal yang wajar jika ditemui adanya tanah lapang yang dikelilingi rumah-rumah bergaya tradisional. Biasanya orang-orang menggunakannya sebagai tempat olahraga, berkumpul, dan kegiatan bersama lainnya.

Gunung Inerie | dokpri
Gunung Inerie | dokpri
Sambil berkeliling, mata saya tak bisa lepas dari kokohnya gunung Inerie. Ia terlihat seperti penjaga perkampungan ini. Gunung yang masih aktif tersebut terlihat gagah dari segala sudut kampung Bena, serta area-area lainnya di Kabupaten Ngada.

Hal yang juga tidak kalah menariknya adalah di depan rumah-rumah warga terpampang pernak-pernik khas kampung Bena yang dijual. Benda-benda seperti kain tenun, gelang, kalung, dan lain sebagainya menjadi tanda mata yang perlu dimiliki oleh para pengunjung sebagai kenang-kenangan.

Selain kampung Bena, masih banyak lagi tempat-tempat yang tidak kalah menarik di Kabupaten Ngada. Menurut saya, area perkampungan seperti ini sangat cocok di kunjungi pada waktu sore hari. Mengapa? Karena sore yang sangat luar biasa seperti ini telah kembali mengisi energi saya.

Bukan hanya karena pemandangan indah dan keramahan para penduduk yang membuat jiwa saya kembali terisi penuh. Saat-saat teduh yang dilapisi udara sejuk seperti ini menjadi santapan lezat yang membuat hati saya menjadi kenyang akan kedamaian. Kedamaian memang akan terasa ketika kita mampu melihat keindahan karya Tuhan dalam hidup dan mengucap syukur atas penyertaan-Nya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun