Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Bahaya Mengonsumsi Es Batu yang Tidak Higienis

23 Januari 2020   13:31 Diperbarui: 25 Januari 2020   04:46 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi mengonsumsi es batu. (sumber: shutterstock)

Belakangan ini cuaca di Indonesia tak terlalu menentu. Rasanya musim panaslah yang lebih mendominasi. Panas terik yang terasa tentu membuat semua orang memerlukan sesuatu yang segar untuk memuaskan dahaga.

Minuman dingin merupakan kebutuhan yang akan selalu dicari-cari. Untuk membuat minuman menjadi dingin dan segar, dibutuhkan es batu yang cukup. Es batu memang cukup penting bagi daerah yang bercuaca panas.

Mulai dari rumah, warung, kios, hingga restoran sudah pasti menyediakan es batu. Seperti yang diketahui, es batu merupakan air yang dibekukan menggunakan alat pendingin atau yang biasa disebut freezer.

Menilik sejarahnya, alat pendingin atau lemari es sudah ada sejak tahun 1844 dan ditemukan oleh John Gorrie. Mesin pendingin tersebut sebenarnya digunakan untuk menghasilkan es batu guna mendinginkan udara bagi para pasien penyakit kuning yang ia rawat.

Alat pendingin lalu dikembangkan dengan cukup pesat hingga pada tahun 1933, Guy Tinkham yang merupakan wakil direktur General Utilities Manufacturing Company membuat alat pendingin berbahan stainless steel yang lebih fleksibel dan mudah digunakan. Selanjutnya, pengembangan es batu modern dilakukan dan menghasilkan es batu dengan variasi bentuk seperti sekarang.

Es batu sebenarnya memiliki banyak kegunaan yang positif. Namun, jika proses pembuatan atau pengolahan dari es batu tidak dilakukan secara higienis, maka banyak dampak negatif yang dapat dihasilkan.

Secara umum terdapat dua penyebab es batu tidak higienis. Hal pertama adalah bahan serta cara pengolahannya dan yang kedua adalah alat pendingin atau pembuat es batu yang tidak bersih.

Es batu yang menggunakan air mentah kemungkinan besar mengandung berbagai macam bakteri yang dapat menghasilkan penyakit. Tidak seperti proses memasak air, proses pendinginan yang dilakukan tidak bisa membunuh bakteri yang ada.

Bakteri yang biasa terkandung dalam air mentah adalah Salmonella, E.Coli dan Shigella. Batkeri-bakteri tersebut dapat menyebabkan penyakit tifus, diare dan disentri.

Banyak sekali informasi tentang cara membedakan es batu dengan air yang matang dan air mentah. Salah satu informasi yang paling terkenal mengatakan bahwa es batu dari air mentah akan berwarna putih karena masih banyak gas sedangkan es batu dari air matang biasanya terlihat mengkristal atau bening.

Namun, beberapa waktu yang lalu, Prof. Muhamad Hanafi yang merupakan guru besar Riset Pusat Penelitan Kimia LIPI mengatakan bahwa informasi tersebut belum tentu benar. Ia mengatakan bahwa untuk mengetahui kandungannya dan memutuskan es batu tersebut sehat atau tidak, perlu dilakukan uji laboratorium. Hal ini juga dikarenakan canggihnya alat pembuat es batu zaman sekarang yang dapat menghasilkan es kristal meski bahannya berasal dari air mentah.

Selain bahan, hal yang dapat mengakibatkan es batu tidak higienis adalah proses pengolahannya dan alat yang kotor. Salah satu contohnya adalah ketika es batu dipegang menggunakan tangan yang tidak dicuci sebelumnya. Es batu yang dimasukan ke dalam minuman tersebut mungkin saja akan membawa serta bakteri-bakteri yang sebelumnya berada pada tangan pengolah tersebut ataupun alat pendingin yang kotor.

Pada tahun 2019 lalu, sebuah laporan dari Inggris mengatakan bahwa 6 dari 10 restoran cepat saji memiliki es batu yang lebih kotor dari air toilet. Selain itu, Prof. Dr. Ir. Nuri Andarwulan yang merupakan direktur South East Asian Food and Agricultural Science and Technology (SEAFEST) mengungkapkan bahwa makanan dan minuman yang menggunakan es batulah yang paling banyak mengandung bakteri.

Prof. Nuri juga menambahkan bahwa sebenarnya keracunan makanan yang dialami juga dipengaruhi oleh sistem kekebalan tubuh seseorang. Karena itu, sering ditemui orang-orang yang meski mengonsumsi es batu yang tidak bersih masih berada dalam keadaan baik-baik saja. Namun, bisa jadi orang tersebut telah mengalami resisten antibiotik. Bakteri atau mikroba yang ada mungkin saja sudah berubah menjadi bentuk yang baru serta membuatnya dan orang lain terkontaminasi.

Oleh karena itu, untuk menghilangkan bakteri dalam es batu, air yang akan dipakai perlu untuk dimasak sebelumnya. Hal tersebut mungkin saja hanya berlaku di rumah, karena bahan yang digunakan dapat dikontrol dengan baik dan aman. Selain itu, alat pendingin sebaiknya rajin dibersihkan agar tidak menjadi tempat tinggal bagi bakteri.

Salam Sehat.

Referensi: satu, dua, tiga, empat, lima, enam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun