Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Bulan Kasih Sayang untuk Pola Hidup Sehat

16 Februari 2019   09:35 Diperbarui: 16 Februari 2019   09:47 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thedairyalliance.com



Seperti yang diketahui kita semua bahwa Februari merupakan bulan kedua dalam kedua belas bulan yang ada dalam kalender masehi. Tak hanya itu, bulan Februari memiliki julukan tersendiri. Julukan tersebut adalah bulan kasih sayang. Hal ini berkaitan dengan hari valentine yang jatuh pada tanggal 14 Februari.

Meski perayaan hari valentine hanya jatuh pada tanggal 14 Februari, namun suasana hari kasih sayang tetap berlansung di sepanjang bulan ini. Hari kasih sayang tentunya berkaitan dengan pasangan yang sedang menjalin hubungan percintaan.

Bagi pasangan yang telah menikah, hari valentine merupakan perayaan yang sepertinya cukup wajib diperingati. Begitu pula bagi pasangan kekasih yang sedang pacaran. Perayaan valentine juga dapat diperingati sesama anggota keluarga ataupun teman sejawat.

Tak masalah jika hari valentine diperingati dengan cara yang positif dalam menerapkan kasih sayang terhadap sesama. Namun, tidak sedikit kita temui, momen hari valentine diperingati dengan cara yang negatif.

Banyak kita temui di berita-berita di televisi maupun media masa atau mungkin di sekitar kita yang meliput pasangan muda-mudi yang melakukan perbuatan mesum, seks di luar nikah, dan hal-hal negatif lain dalam memperingati hari valentine.

Selain melanggar budaya timur yang menjunjung tinggi norma-norma, banyak hal negatif yang dapat ditimbulkan dari perayaan hari valentine secara negatif. Hal tersebut seperti, hamil di luar nikah, belum siapnya pasangan untuk membangun rumah tangga, anak yang dibuang atau diterlantarkan, kasus aborsi dan dampak negatif lainnya.

Banyak survey dan penelitian yang menunujukan bahwa di Indonesia, angka kehamilan yang tidak diinginkan lebih tinggi dibandingkan dengan kehamilan yang direncanakan. Hal ini akan berdampak negatif, terlebih lagi jika kehamilan tidak diinginkan tersebut dialami oleh para remaja yang belum siap secara mental, fisik dan juga materi untuk mengasuh seorang anak.

Kehamilan yang tak direncanakan juga akan berdampak pada masa depan atau kualitas hidup sang anak yang akan dilahirkan. Hal ini berkaitan dengan pola asuh, gizi yang dikonsumsi dan perhatian yang harusnya diberikan pasangan kepada anak tersebut, tidak diberikan dengan baik. Dampak negatif yang akan ditimbulkan adalah anak yang dilahirkan berisiko mengalami kurang gizi, stunting, dan kurang baiknya perkembangan otak, serta terganggunya kesehatannya.

Selain itu, hal ini mungkin saja dapat berdampak pada risiko kematian pada ibu ataupun anaknya, karena tidak adanya kesiapan. Saat ini, Indonesia masih berada di posisi yang cukup tinggi berkaitan angka kematian ibu dan anak.

Tak hanya berdampak pada angka kematian ibu dan anak yang tinggi, seks bebas dan tidak aman yang dilakukan dapat mengakibatkan para pelakunya terinfeksi virus HIV. Jika sudah terjadi, maka kalimat "Penyesalan selalu datang belakangan" akan menggema.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun