Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Khawatir adalah Sekutu Penyakit

27 Januari 2019   20:03 Diperbarui: 27 Januari 2019   22:14 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: simcoehealth.ca



Semua orang pasti pernah mengalami yang namanya khawatir. Seorang ibu akan selalu khawatir tentang anaknya. Seorang siswa khawatir tentang nilainya menjelang penerimaan rapor. Seorang penulis akan merasa khawatir tentang tulisannya yang dibaca atau tidak oleh para pembaca. 

Seorang musisi akan merasa khawatir apakah lagunya didengarkan oleh orang atau tidak. Banyak sekali rasa khawatir yang selalu menghantui setiap orang.

Di zaman sekarang ini banyak sekali ditemui orang-orang yang mudah mengalami khawatir, khususnya orang-orang yang memiliki kondisi psikis atau mental yang sedang lemah. 

Tentu saja, setiap manusia akan mengalami khawatir dan hal ini mungkin saja merupakan hal yang cukup wajar. Namun, jika rasa khawatir tidak dapat dikontrol atau dimanajemen dengan baik, maka rasa khawatir akan mengakibatkan berbagai macam dampak yang negatif.

Berkaitan dengan hal ini, banyak sekali penelitian dan bukti kasus yang menunjukan bahwa rasa khawatir yang tidak dapat dikontrol memiliki dampak yang negatif, khususnya bagi kesehatan orang yang mengalaminya.

Berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia (KBBI), khawatir memiliki arti takut, gelisah, atau cemas terhadap suatu hal yang belum diketahui dengan pasti. Dilihat dari pengertian khawatir, bagian yang cukup menariknya adalah suatu hal yang justru belum diketahui ataupun hal yang belum terjadilah yang menjadi 'momok' yang menakutkan.

Berdasarkan pengalaman, biasanya rasa khawatir akan muncul ketika seseorang memasang ekspektasi yang terlalu tinggi akan suatu hal atau berharap terlalu tinggi akan hal tersebut. Hal ini sah-sah saja. 

Namun, jika hal ini tidak berjalan bersamaan dengan mental yang siap menerima suatu hasil tertentu, maka akan menimbulkan khawatir yang sangat mendalam. Selain itu, rasa ketidakpercayaan akan hal yang telah dilakukan, terhadap orang lain, bahkan terhadap diri sendiri juga dapat mengakibatkan rasa khawatir yang berlebihan.

Rasa khawatir bisa saja berasal dari luar diri maupun dapat disebabkan oleh hal yang berada dalam diri sendiri. Hal yang berasal dari luar diri, contohnya seperti penilaian orang lain, rasa takut atau gentar terhadap sesuatu yang dihadapi, rasa terlalu penasaran pada hasil ataupun masa depan yang harusnya masih misteri dan lain sebagainya. 

Hal yang berasal dari dalam diri, contohnya seperti ketidakpercayaan diri, tidak mengenal diri sendiri dengan baik, takut menghadapi tantangan, ataupun tidak melakukan sesuatu secara maksimal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun