Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

2019: Depresi Vs Bahagia

31 Desember 2018   07:47 Diperbarui: 31 Desember 2018   08:50 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: thehindu.com



"Manusia lahir oleh masalah, hidup dalam masalah dan mati meninggalkan masalah". Kalimat ini pernah diucapkan oleh salah seorang yang saya kenal. Ketika mendengar atau membaca kalimat ini, tentunya ada pihak yang setuju namun ada juga pihak yang tidak setuju, karena merasa bahwa kalimat tersebut terlalu melebih-lebihkan tentang masalah. 

Secara pribadi saya cukup setuju pada kalimat tersebut, meski memang tidak bisa digeneralisasikan kepada semua orang maupun semua kondisi. Masalah memang sudah menjadi bagian dari kehidupan manusia.  Hal inilah yang pernah membuat seorang teman berkata, "hanya orang mati saja yang tidak mengalami masalah". 

Mungkin ini juga yang membuat cukup maraknya kasus bunuh diri yang terjadi. Seolah-olah, jika mati dengan cara bunuh diri, pasti akan terlepas dari segala jenis masalah atau penderitaan. Padahal secara agama, jelas hal tersebut dilarang.

Berbicara mengenai masalah. Seperti yang sudah dikatakan bahwa manusia pasti akan memiliki masalah. Jadi bisa dikatakan bahwa masalah merupakan suatu hal yang cukup normal dialami setiap manusia. Namun yang menyebabkan masalah dapat berdampak negatif dalam kehidupan seseorang adalah caranya dalam merespon masalah tersebut.  

Setiap orang memiliki caranya masing-masing dalam mersepon suatu masalah. Ada orang yang meresponinya dengan santai, ada yang menjadikannya sebagai motivasi, namun ada juga yang menjadikannya sebagai suatu beban sangat berat yang tidak bisa dipikul lagi. 

Jika seseorang memiliki respon yang negatif terhadap suatu masalah, tentunya masalah tersebut akan menghasilkan hal yang negatif juga bagi hidupnya. Mulai dari hilangnya motivasi, tidak adanya semangat dalam melakukan aktivitas, mengalami depresi dan mengalami sakit, serta mungkin saja bisa sampai pada tahap ingin bunuh diri.


Hasil Riskesdas 2018: Sumber : depkes.go.id
Hasil Riskesdas 2018: Sumber : depkes.go.id

Khusus untuk depresi, hal ini sepertinya sudah sering kita dengar, lihat, ataupun sering kita alami. Baik dari usia muda sampai pada usia lanjut, depresi sepertinya menjadi suatu momok yang selalu terjadi. Hal inipun tergantung pada kesehatan maupun kekuatan mental seseorang dalam menghadapi suatu masalah. 

Berdasarkan data dari Riskesdas tahun 2018, Prevalensi Depresi pada penduduk umur 15 tahun di Indonesia adalah sebesar 6,1 dan yang cukup mengkhawatirkan adalah hanya 9% saja yang mendapatkan penanganan ataupun pengobatan. Tak hanya depresi, Prevalensi gangguan mental emosional pada penduduk umur 15 tahun di Indonesia juga mengalami peningkatan di semua provinsi di Indonesia, dibanding tahun 2013. 

Hal ini merupakan suatu hal yang patut diperhatikan, karena mungkin saja, saudara, sahabat, teman, ataupun diri kita sendiri masuk dalam kategori ini. Jika depresi tidak ditangani dengan baik, maka dapat memicu hal-hal negatif lain yang dapat merugikan diri sendiri, maupun orang lain.

Bila dilihat dari peringkat negara dengan tingkat kebahagiaan tertinggi di dunia yang dilaporkan oleh PBB, pastinya semua orang akan mengidamkan negara seperti Finlandia, Norwegia, maupun negara lain yang menduduki peringkat teratas. Indonesia sendiri berada pada peringkat ke 96. Hal tersebutpun diukur berdasarkan kesejahteraan subjektif. Namun bila hanya terpaku pada fakta yang ada sekarang tanpa adanya tindakan, tentunya negara ini hanya akan terus menduduki peringkat bawah dalam urusan bahagia.

Untuk memajukan suatu bangsa, perlu adanya tindakan dari setiap individu yang menjadi bagian dari bangsa ini, termasuk dalam hal bahagia. Jika rakyatnya bahagia, otomatis Indonesia juga akan naik peringkat dalam tingkat kebahagiaan. Kembali dihubungkan dengan soal depresi, lantas bagaimana caranya agar dapat menjaga diri atau mental pribadi agar bisa terjaga dan kuat, meski berada dalam masalah selalu ada? Seperti yang dikatakan sebelumnya bahwa semuanya tergantung respon setiap pribadi dalam mengahadapi suatu masalah.

Jika mengalami suatu masalah, baik besar ataupun kecil, langkah terbaik yang harus dilakukan adalah berdoa dan mendekatkan diri pada Sang Pencipta. Hal ini dikarenakan, kebanyakan orang mungkin saja berpikiran sempit dan tidak mengandalkan Tuhan dalam mengatasi masalah yang dihadapi, serta membiarkan diri terjebak dalam depresi yang mendalam. 

Dalam menghadapi suatu masalahpun, terkadang dibutuhkan seseorang yang dipercaya untuk menjadi tempat berbagi beban masalah yang sedang dihadapi. Dengan bercerita atau sharing, tentunya bisa mengurangi beban yang dirasakan. Namun, perhatikan dengan baik orang yang hendak menjadi tempat bercerita. Orang tersebut harus dapat dipercaya. 

Jika diperlukan, bisa menggunakan jasa Psikiater atau Konselor. Dan yang juga tak kalah penting adalah dengan menjaga kesehatan. "Lebih baik mencegah dari pada mengobati". Dengan menjaga kesehatan, setiap individu akan memiliki tubuh yang sehat dan pikiran yang positif, serta mental yang kuat. Seperti kata slogan, "di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat". 

Banyak hal sederhana yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan, demi kuatnya mental sehingga tidak gampang mengalami depresi. Hal-hal tersebut seperti, rajin berolahraga atau menjalankan aktivitas fisik, makan makanan yang bergizi atau sehat dan memiliki jam tidur yang cukup. Dengan menjalankan hal-hal sederhana tersebut, maka tubuh akan menjadi sehat, dan menghasilkan mental yang kuat dalam menghadapi setiap masalah yang ada.

Jadi, pilih yang mana? Depresi atau Bahagia?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun