Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Sejarah Kebijakan Multikulturalisme di Australia

13 November 2022   16:30 Diperbarui: 13 November 2022   16:42 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Pixabay/Wokandapix

Multikulturalisme merupakan suatu faham yang menghargai perbedaan diantara berbagai macam masyarakat, adat, agama dan kepercayaan yang berbeda didalam sebuah komunitas, faham multikulturalisme juga ditunjang oleh hak dan status sosial-politik yang sama didalam sebuah pemerintahan yang plural serta tidak membeda-bedakan. 

Sedangkan Menurut Fay, Jary dan Watson, multikulturalisme adalah ideologi yang mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan, baik secara individu maupun kelompok. Salahsatu negara yang bisa dijadikan sebagai salahsatu contoh masyarakat multikultural saat ini ialah Australia.

Menurut data sensus tahun 2011, tercatat lebih dari seperempat populasi Austarlia (26%) lahir diluar negeri dan seperlima lagi (20%) memiliki setidaknya satu orang tua yang lahir di luar negeri. Kebanyakan dari mereka pada awalnya tinggal di ibukota dan baru dua atau tiga generasi berikutnya pindah ke kota-kota kecil di Australia. 

Dengan banyaknya orang-orang imigran ini juga membuat bahasa yang digunakan masyarakat di Australia bermacam-macam. Menurut data tahun 2011, 81% orang Australia berusia 5 tahun ke atas, hanya berbicara bahasa Inggris di rumah sementara 2% tidak berbicara bahasa Inggris sama sekali. Bahasa yang paling umum digunakan di rumah (selain bahasa Inggris) adalah Mandarin (1,7%), Italia (1,5%), Arab (1,4%), Kanton (1,3%) dan Yunani (1,3%). 

Sedangkan dari segi penganut agama atau kepercayaan sejak diberlakukannya sensus pertama kali di negara itu dengan pada tahun 1911 dengan pemeluk mayoritas agama Kristen sebesar 96%, berkurang menjadi 61% (dengan mayoritas katolik sebesar 25,3% dan Anglikan sebesar 17,1%) pada tahun 2011. 

Hal ini terjadi dengan seiringnya bertambahnya jumlah pemeluk agama lain seperti Hindu (1,3%), Budha (2,5%), dan Islam (2,2%). Selain itu banyaknya penduduk yang memilih tidak memeluk kepercayaan apapun juga meningkat yang pada tahun 2001 sebesar 15% naik menjadi 22% pada tahun 2011 yang mayoritas berada pada usia 15-34 tahun. 

Dari data-data diatas bisa dilihat bagaimana masyarakat di Australia yang semakin berbagai macam asal-usul dan kepercayaan yang dianutnya sehingga membentuk masyarakat yang sangat multikultur seperti sekarang ini. 

Multikultural Australia dan penghargaan Australia terhadap perbedaan agama di masyarakat terlihat juga dengan adanya "Harmony Day" setiap tanggal 21 Maret sebagai sebuah bentuk promosi, partisipasi, keterbukaan dan rasa memiliki antara semua orang di Australia. Bahkan agenda ini dijadikan sebagai agenda nasional warga Australia untuk memerangani rasialisme dan intolerasi agama dan kultural. Namun masyarakat multikultural di Australia sekarang ini bukan lahir secara instan melainkan berasal dari proses yang panjang dari sejarah negara itu.

 

Pasca Perang Dunia II

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun