Mohon tunggu...
Harrist Riansyah
Harrist Riansyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Lulusan Jurusan Ilmu Sejarah yang memiliki minat terhadap isu sosial, ekonomi, dan politik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi Hijau dalam Orde Baru

15 September 2022   15:30 Diperbarui: 15 September 2022   15:29 1525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Liputan6.com

Revolusi Hijau adalah modernisasi pertanian dalam metode dan teknologi baru di bidang pertanian terutama bibit unggul padi atau High Yielding Varieties. Di Indonesia sendiri Revolusi Hijau lebih dikenal sebagai Panca Usaha Tani yang dicanangkan pada era Orde Baru.

Panca Usaha Tani ini pun memiliki beberapa program sebagai berikut; 

(1) Penggunaan bibit unggul; 

(2) Pemupukan; 

(3) Pemberantasan hama dan penyakit; 

(4) Pengairan; 

(5) Perbaikan dalam cara bercocok tanam.

Penerapan Panca Usaha Tani terbukti mampu meningkatan hampir seluruh produktivitas subsektor dalam sektor pertanian. Tercatat, komoditas kapas mengalami laju peningkatan produksi hingga 126% pada tahun 1974, komoditas beras sebesar 6%, sedangkan palawija dan tanaman holtikultura masing-masing mengalami peningkatan sebesar 15%. Bersamaan dengan itu, penggunaan pupuk kimia, pestisida, dan alat-alat pengolahan padi pun mengalami laju peningkatan signifikan. 

Pada tahun 1974, penggunaan pupuk kimia mengalami peningkatan sebesar 3% (339 ribu ton), sedangkan penggunaan pestisida dengan jenis "insektisida" dan "rodentisida" masing-masing mengalami peningkatan sebesar 7% dan 119% dibandingkan tahun 1972. Begitu pula, dalam periode 1973-1974, penggunaan alat pengolahan padi meningkat sebesar 21%, yakni sedari 23.974 buah di tahun 1973, menjadi 28.952 buah di tahun 1974. Dan puncak dari keberhasilan Revolusi Hijau di Orde Baru terjadi Swasembada beras pada tahun 1980-1984.

Adanya Revolusi Hijau inipun memberikan dampak positif bagi masyarakat Indonesia bagi mereka yang bekerja sebagai petani maupun bukan. Seperti; mampu mengatasi kekurangan pangan, membuka lapangan pekerjaan disektor pertanian, kualitas tanaman menjadi meningkat, daerah-daerah yang biasanya hanya mampu memproduksi pangan untuk daerahnya sendiri mampu menjual hasil panennya ke daerah lain, dan adanya swasembada beras ini membuat sector pertanian menjadi pilar penting perekonomian Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun