Mohon tunggu...
Harris Usman Amin
Harris Usman Amin Mohon Tunggu... Lainnya - I am just an ordinary person

Menulis menyampaikan ide dan gagasan dan semoga bisa memberikan manfaat bagi negara dan bangsa. Amin....

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kemacetan Lalu Lintas Pasca Pandemi

22 Juli 2022   14:00 Diperbarui: 22 Juli 2022   14:03 263
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sejak Senin kemarin (18/07/22) kegiatan belajar mengajar sudah mulai menggunakan metode "tatap muka" meninggalkan metode "daring" yang sudah lebih kurang 2 tahun dilakoni. Ada semacam euforia menghadapi kembalinya  kondisi ini bagi sebagian orang yang menganggap era pandemi sudah berakhir dan anak-anak dapat belajar lagi disekolah seperti biasa. Hal ini tentu saja harus kita syukuri karena dengan karunia dan pertolongan dari Allah SWT tingkat covid 19 semakin menurun dan kita harapkan dapat hilang dari dunia ini.Amin...

Selain adanya euforia, ada kesulitan juga yang dialami sebagian orang pada hari Senin kemarin bahkan terasa sampai saat ini. Kesulitan itu adalah kemacetan parah di jalan yang kini muncul lagi setelah sekian lama "bersembunyi" selama Pandemi covid 19. Pada saat pandemi jalan terasa lengang karena adanya program WFH dan belajar Daring bagi anak sekolah, namun saat ini program tersebut sudah ditinggalkan sehingga setiap orang dituntut melakukan aktifitas di luar rumah yang menyebabkan tingkat penggunaan kendaraan bermotor kembali meningkat.

Pihak-pihak yang berwenang dalam mengatur lalu lintas seperti Kepolisian dan Dinas Perhubungan mulai melakukan upaya-upaya mengatasi kemacetan salah satunya seperti yang disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Latif Usman yang menyiapkan sejumlah program untuk mengatasi kemacetan di Jakarta dengan mengatur jam keberangkatan pekerja agar tidak menumpuk pada jam yang sama (RmolJakarta, 2022). Selain itu upaya seperti melakukan rekayasa lalu lintas juga dilakukan di beberapa daerah guna mengurangi kemacetan yang terjadi.

Dari berbagai macam cara yang digunakan untuk mengatasi kemacetan tersebut, yang jelas kondisi saat pandemi telah memberikan pelajaran kepada kita bagaimana cara yang efektif mencegah kemacetan yaitu dengan mengurangi kegiatan diluar rumah sehingga orang tidak banyak menggunakan kendaraan bermotornya. Program WFH dan Daring adalah sebuah gaya hidup/style yang seharusnya dapat dipertahankan dan tetap digunakan meskipun pandemi covid 19 sudah menurun. Salah satu alasannya adalah manfaat yang dirasakan seperti mengurangi kemacetan, mengurangi penggunaan BBM, mengurangi tingkat resiko penularan penyakit serta manfaat lainnya. Selain manfaat tentu saja ada kekurangan dalam program tersebut, seperti dapat meningkatkan penggunaan listrik dan biaya lainnya dirumah, mengurangi interaksi sosial anak serta kekurangan-kekurangan lainnya.

Berbeda dengan pada saat pandemi dimana program tersebut diterapkan dengan keterpaksaan karena takut tertular virus covid 19, saat ini program-program seperti WFH dan Daring tersebut hendaknya dapat terus dilaksanakan meskipun tidak secara full dengan mengingat keuntungan-keuntungan yang bisa didapatkan dalam hal ini dilihat dalam perspektif / kacamata penanggulangan kemacetan. Pandemi covid 19 telah melahirkan istilah "new normal" dimana kegiatan - kegiatan yang sebelumnya sulit dilakukan dirumah terpaksa dilakukan dirumah dengan menggunakan teknologi saat ini seperti aplikasi daring dan lainnya. Pandemi juga membuka mata kita bahwa dengan menggunakan teknologi yang ada saat ini keterbatasan seperti jauhnya jarak dan perbedaan waktu dapat diatasi tanpa harus bertemu dalam satu ruangan. Dengan menarik hikmah dari pandemi ini hendaknya kita juga bisa menggunakan teknologi-teknologi tersebut pada kondisi saat ini sehingga manfaat yang dirasakan saat "new normal" tetap bisa kita rasakan saat "kembali normal".  

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun