Mohon tunggu...
Harold Manihuruk
Harold Manihuruk Mohon Tunggu... Lainnya - 20 Tahun | Mahasiswa Bioteknologi

Mahasiswa Aktif Bioteknologi Universitas Kristen Duta Wacana

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Filariasis Mengintai Sumatera Utara

15 Juli 2020   16:39 Diperbarui: 15 Juli 2020   16:46 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

c. Agent

Filariasis disebabkan oleh cacing filarial pada manusia, yaitu: W. bancrofti; B. malayi; B. timori; Loa loa; Onchocerca volvulus; Acanthocheilonema perstants; dan Mansonella azzardi Namun, yang menjadi penting untuk diperhatikan hanya ada tiga spesies, yaitu: W.bancrofti, B.malayi, dan B.timori (Masrizal, 2013). Filariasis dapat menimbulkan gejala klinis akut berupa demam berulang dan  peradangan pada saluran kelenjar getah bening.

Di Sumatera Utara, terjadi peningkatan kasus filariasis yang ditemukan sejak tahun 2014. Hal ini sangat disayangkan, karena pada tahun 2013 yang lalu tercatat terjadi penurunan kasus filariasis dan bahkan tidak ada kasus baru yang muncul pada masa itu (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2014). 

Kemudian, kasus ini meningkat pada tahun 2014 dengan 19 kasus baru tercatat dan total kasus 139 kasus, kenaikan kasus masih terjadi pada tahun 2015 dengan 44 kasus baru tercatat dan total kasus sebanyak 154 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2016). Pada tahun 2016 terjadi penurunan jumlah kasus baru yang tercatat yaitu sebanyak 30 kasus baru dan total kasus sebanyak 148 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2017). 

Tahun berikutnya terjadi penurunan kasus baru yang tercatat yaitu sebanyak 18 kasus baru dengan total kasus sebanyak 152 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2018). Yang terakhir, pada data terakhir tahun 2018, tercatat total kasus sebanyak 207 kasus (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara, 2019).

Berdasarkan karakteristik penyakitnya, di daerah Sumatera Utara, ditemukan bahwa penyumbatan limfe hanya sampai ekstremitas  inferior bagian dista sehingga limfedema hanya terbatas pada bagian tungkai bawah dan kaki. Hal ini menunjukkan bahwa kejadian filariasis paling banyak disebabkan oleh Brugia malayi  (Sitepu, dkk., 2019). 

Peningkatan ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti kegiatan masyarakat, kepadatan vektor, suhu, dan kelembapan yang dapat berpengaruh terhadap penularan filariasis. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Amelia (dalam Sitepu, dkk, 2019) yang menunjukkan responden yang memiliki lingkungan yang menjadi perindukan nyamuk memiliki risiko 8,556 kali menderita filariasis.

Selain lingkungan, faktor kepadatan vektor diketahui juga dapat meningkatkan risiko filariasis. Spesies vektor nyamuk yang bersifat musiman dengan puncak kepadatan pada musim panas yang terdapat pada negara tropis, spesies vektor nyamuk ini dapat aktif sepanjang tahun. Hal ini dikarenakan suhu dan kelembapan menjadi salah satu faktor vektor nyamuk untuk berkembang biak dan bertahan hidup (Arsin, 2016).

Pada kelompok umur, berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh Rahmadani Sitepu, dkk. (2019), diketahui bahwa kelompok umur dewasa lebih banyak didapati penderita filariasis dibandingkan kelompok umur anak-anak. 

Penderita filariasis juga lebih banyak ditemukan pada pria yaitu sebesar 64.2% dibandingkan wanita sebesar 35.8%. Hal ini dapat dikarenakan perbedaan aktivitas yang terdapat pada kelompok umur dan jenis kelamin.

Faktor risiko yang juga dapat meningkatkan penularan filariasis adalah faktor sosio-ekonomi seperti kultur, adat istiadat, kebiasaan, kepercayaan agama, sikap, standar dan gaya hidup, pekerjaan, organisasi sosial dan politik, pendidikan, dan status ekonomi (Masrizal, 2013). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun