Diperkirakan sekitar tahun 1974 ada seseorang yang membeli sebuah kondominium sebagai salah satu properti investasi pertamanya. Harganya 784.000.000 (tujuh ratus delapan puluh empat juta rupiah) untuk satu unit mungil dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi dalam sebuah bangunan berukuran sedang. Merupakan kontrakan yang sempurna... Dan Dia tahu kontrakan itu akan ada pembelinya.
Dia pergi ke kantor Ayahnya, bersemangat ingin memberitahu jual beli itu kepadanya. Ayahnya melihat dokumen yang Dialami perlihatkan, dan tidak sampai  2 ( dua) menit Ayahnya sudah mengangkat wajahnya melihat Dia sambil bertanya: "Berapa banyak kerugianmu per bulan?"
"Diperkirakan 1.400.000 (Satu juta empat ratus ribu rupiah) setiap bulan," jawabnya.
"Jangan bodoh," kata Ayahnya. "Walau belum menghitung angka-angkanya, aku sudah tahu dari dokumen tertulis ini bahwa kerugianmu jauh lebih besar daripada itu. Lagi pula, mengapa kamu ingin melakukan investasi yang kamu tahu akan merugikan mu?"
"Dia mengatakan, kontrakan itu tampak bagus, dan menurutnya itu adalah sebuah jual beli yang bagus. Katanya, hanya sedikit cat dan kontrakan itu akan terlihat seperti baru".
"Itu tidak membenarkan keputusanmu melakukan sesuatu yang membuatmu rugi," kata Ayahnya.
"Dia mengatakan, agen real estate-ku bilang aku tak perlu takut walau setiap bulan rugi. Katanya tidak akan lama lagi harga kontrakan ini akan berlipat-lipat, dan sebagai tambahan, pemerintah memberiku keringanan pajak atas kerugianku. Lagi pula, ini jual beli bagus dan aku tidak mau orang lain yang membelinya."
Ayahnya berdiri dan menutup pintu kantornya. Kalau Ayahnya melakukan hal itu, pertanda Dia akan dibantai habis-habisan sekaligus diberi pelajaran penting. Dia sudah pernah menjalani sesi pendidikan seperti itu sebelumnya.