Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Administrasi - A father who has two children

Pernah Belajar di SDN No. 134 Mangku Negara Talang Ubi

Selanjutnya

Tutup

Financial

Uang Bukan Dilihat dengan Mata

22 Oktober 2020   14:51 Diperbarui: 22 Oktober 2020   14:57 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Diperkirakan sekitar tahun 1974 ada seseorang yang membeli sebuah kondominium sebagai salah satu properti investasi pertamanya. Harganya 784.000.000 (tujuh ratus delapan puluh empat juta rupiah) untuk satu unit mungil dengan dua kamar tidur dan satu kamar mandi dalam sebuah bangunan berukuran sedang. Merupakan kontrakan yang sempurna... Dan Dia tahu kontrakan itu akan ada pembelinya.

Dia pergi ke kantor Ayahnya, bersemangat ingin memberitahu jual beli itu kepadanya. Ayahnya melihat dokumen yang Dialami perlihatkan, dan tidak sampai  2 ( dua) menit Ayahnya sudah mengangkat wajahnya melihat Dia sambil bertanya: "Berapa banyak kerugianmu per bulan?"

"Diperkirakan 1.400.000 (Satu juta empat ratus ribu rupiah) setiap bulan," jawabnya.

"Jangan bodoh," kata Ayahnya. "Walau belum menghitung angka-angkanya, aku sudah tahu dari dokumen tertulis ini bahwa kerugianmu jauh lebih besar daripada itu. Lagi pula, mengapa kamu ingin melakukan investasi yang kamu tahu akan merugikan mu?"

"Dia mengatakan, kontrakan itu tampak bagus, dan menurutnya itu adalah sebuah jual beli yang bagus. Katanya, hanya sedikit cat dan kontrakan itu akan terlihat seperti baru".

"Itu tidak membenarkan keputusanmu melakukan sesuatu yang membuatmu rugi," kata Ayahnya.

"Dia mengatakan, agen real estate-ku bilang aku tak perlu takut walau setiap bulan rugi. Katanya tidak akan lama lagi harga kontrakan ini akan berlipat-lipat, dan sebagai tambahan, pemerintah memberiku keringanan pajak atas kerugianku. Lagi pula, ini jual beli bagus dan aku tidak mau orang lain yang membelinya."

Ayahnya berdiri dan menutup pintu kantornya. Kalau Ayahnya melakukan hal itu, pertanda Dia akan dibantai habis-habisan sekaligus diberi pelajaran penting. Dia sudah pernah menjalani sesi pendidikan seperti itu sebelumnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun