Mohon tunggu...
Harmoko
Harmoko Mohon Tunggu... Penulis Penuh Tanya

"Menulis untuk menggugah, bukan menggurui. Bertanya agar kita tak berhenti berpikir."

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Rumah Idaman: Harga Ringan, Harapan Berat

22 Juni 2025   02:40 Diperbarui: 22 Juni 2025   02:40 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Foto kompasiana.com

"Rumah bukan hanya tempat tinggal, tapi tempat kembali. Tempat hati kita selalu pulang."

--- Mario Teguh

Program rumah subsidi dari pemerintah bagai oasis di tengah gurun harapan---terutama bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang mendambakan hunian layak. Namun, rumah idaman bukan sekadar bangunan empat dinding dan atap. Ia adalah wujud dari impian akan kualitas hidup yang lebih baik.

Bagi saya, rumah subsidi ideal adalah hunian yang nyaman, aman, dan menunjang produktivitas keluarga. Ekspektasi pertama tentu hunian yang layak, dengan desain modern minimalis. Desain ini bukan hanya perkara gaya Instagrammable, tetapi juga efisien dalam penggunaan ruang dan perawatan. Tata letak yang cermat memaksimalkan fungsi tiap jengkal ruang, menciptakan suasana yang rapi dan mudah dirawat. Bonus besar kalau material bangunannya berkualitas---biar tidak tiap musim hujan harus berteman ember penampung bocor.

Lokasi juga tak kalah penting. Rumah yang dekat dengan transportasi umum seperti stasiun atau halte bisa jadi penyelamat waktu dan dompet. Bisa cepat sampai ke tempat kerja, anak sekolah tepat waktu, dan ibu-ibu bisa belanja ke pasar tanpa naik ojek online tiga kali transit.

Jangan lupakan keberadaan sekolah dan fasilitas kesehatan. Ini bukan cuma pelengkap, tapi kebutuhan mendasar. Rumah subsidi yang ideal mestinya dekat dengan pendidikan dan layanan medis yang terjangkau. Anak-anak belajar dengan tenang, orang tua pun tidak waswas jika tiba-tiba ada yang demam di tengah malam.

Soal lingkungan, tentu kita ingin tinggal di tempat yang bersih, tertib, dan aman. Bebas dari ancaman kriminalitas dan bebas dari tetangga toxic---eh, maksudnya, yang doyan buang sampah sembarangan atau ribut tengah malam. Interaksi sosial yang sehat justru bisa jadi nilai tambah---dari saling sapa jadi saling jaga.

Dan terakhir, jangan anggap remeh keberadaan ruang terbuka hijau. Taman kecil atau area bermain anak bisa jadi oase bagi keluarga. Selain bikin suasana adem, juga bisa jadi tempat healing tipis-tipis tanpa harus jauh-jauh ke pegunungan.

Kesimpulannya? Rumah subsidi bukan semata tempat berteduh, tapi investasi jangka panjang bagi kesejahteraan keluarga.

"Kebahagiaan sejati dimulai dari rumah yang damai."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun