Ada yang akhir-akhir ini bangun pagi sambil menggigil, padahal kipas angin sudah dimuseumkan sejak Lebaran? Selamat! Anda resmi jadi korban musim bediding. Udara dingin yang menyusup lewat celah jendela, menusuk tulang, dan bikin malas mandi ini, memang selalu datang tanpa permisi. Tapi pertanyaannya: musim begini, enaknya kita ngapain ya?
Kalau jawabannya "rebahan sambil selimutan," ya... siapa juga yang bisa bantah. Tapi mari kita refleksi sedikit: apakah musim bediding ini cuma soal menggigil dan malas gerak, atau justru ada sisi positif yang bisa kita ambil?
1. Waktunya Memeluk Diri Sendiri (Secara Harfiah dan Batiniah)
Musim dingin sering dianggap musim kontemplasi. Entah kenapa, suasana yang sepi, sunyi, dan dingin ini membawa kita ke ruang batin yang jarang kita singgahi. Mungkin karena suasana yang mengingatkan kita akan kehangatan yang dulu kita abaikan. Atau bisa jadi, karena udara dingin membuat kita lebih ingin 'berteduh'---secara fisik maupun emosional.
Di momen-momen seperti ini, memeluk diri sendiri bisa jadi aktivitas paling sehat. Kita bisa mulai dengan journaling, menulis apa yang kita rasakan, mengenang hal-hal yang bikin hangat hati, atau sekadar menyeduh teh sambil menatap langit mendung dan berkata, "Terima kasih ya, hidup."
2. Menyalakan Kembali Hobi yang Lama Padam
Coba cek lemari atau sudut rumah. Masih ada alat lukis yang dulu sempat dibeli gara-gara terinspirasi film Emily in Paris? Atau gitar berdebu yang sudah lama tak dipetik?
Musim bediding adalah undangan tak tertulis untuk kembali ke hobi-hobi lama. Suasana dingin seringkali menghadirkan ruang jeda dari kesibukan luar. Jadi kenapa tidak kita isi dengan sesuatu yang menyenangkan---entah itu membaca buku, merajut, ngeblog, atau bahkan eksperimen resep sup jagung.
Karena siapa tahu, kehangatan yang kita cari justru datang dari aktivitas yang dulu sempat kita lupakan.
3. Mendekat ke Orang-Orang Tersayang