Tradisi penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha merupakan manifestasi keimanan dan kepedulian sosial yang mendalam. Namun, di balik pelaksanaan ibadah mulia ini, terdapat proses yang penuh dinamika, di mana kemudahan dan kesulitan bercampur aduk. Â
Membeli hewan kurban, Â sebagaimana pengalaman banyak umat muslim, Â merupakan proses yang "susah-susah gampang," Â diwarnai oleh berbagai tantangan dan kemudahan yang saling berkaitan.
Salah satu kesulitan utama terletak pada ketersediaan hewan kurban yang sesuai syariat. Â
Menjelang Idul Adha, permintaan yang melonjak drastis seringkali memicu kelangkaan dan peningkatan harga yang signifikan. Â
Di Provinsi Jambi, misalnya, ketersediaan hewan kurban dapat bervariasi tergantung lokasi dan akses pasar hewan. Â
Wilayah pedesaan mungkin memiliki akses yang lebih terbatas dibandingkan kota-kota besar. Â
Hal ini memaksa calon pembeli untuk bersaing ketat demi mendapatkan hewan yang sehat, sesuai kriteria syariat Islam (seperti usia, jenis kelamin, dan kondisi fisik), dan tentunya dengan harga yang terjangkau.
Proses pemeriksaan hewan kurban juga menjadi tantangan tersendiri. Â
Memastikan hewan terbebas dari penyakit dan memenuhi seluruh persyaratan syariat membutuhkan pengetahuan dan keahlian khusus. Â
Tidak semua orang memiliki kemampuan untuk menilai kesehatan dan kesesuaian hewan kurban. Â