Inflasi telah menjadi salah satu topik yang paling banyak dibicarakan dalam dunia keuangan selama beberapa tahun terakhir.Â
Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh inflasi terhadap daya beli masyarakat, khususnya dalam jangka panjang, memunculkan kekhawatiran sekaligus spekulasi di kalangan pelaku pasar modal.Â
Turunnya daya beli dan potensi penurunan nilai aset di masa depan telah mendorong perubahan signifikan dalam pola pikir dan strategi investasi.
Sudah menjadi hal yang umum bahwa pendapatan tetap akan mengalami penurunan nilai riil ketika inflasi meningkat.Â
Hal ini juga berlaku pada nilai pokok investasi.Â
Bagi para pemegang saham, inflasi membawa tantangan tersendiri, namun juga membuka peluang.Â
Saham, sebagai instrumen investasi yang berisiko namun potensial, memiliki kemampuan untuk mengimbangi dampak inflasi melalui apresiasi harga saham seiring pertumbuhan perusahaan.
Jika inflasi dapat dikendalikan dan dijadikan sebagai variabel yang dipahami dengan baik, maka investor berpeluang meningkatkan nilai portofolionya.Â
Peningkatan inflasi yang diiringi dengan pertumbuhan ekonomi dapat mendorong pendapatan perusahaan, yang pada akhirnya akan menaikkan harga saham dan memberikan imbal hasil yang lebih tinggi bagi investor.Â
Dalam kondisi ini, modal awal dan modal akhir akan saling menopang, menciptakan efek sinergis yang menguntungkan.