Bau tanah basah dan aroma kemenyan masih tercium samar di udara, meski gedung pencakar langit Jakarta sudah menjulang tinggi. Â
Di suatu sudut kota, nenek Ani, seorang pedagang kain batik berusia 70 tahun, masih menyimpan buku tabungannya yang usang, saksi bisu era perbankan konvensional. Â
Ia mengingat antrian panjang, formulir yang rumit, dan rasa was-was setiap kali bertransaksi. Â
Tak pernah terbayangkan olehnya, sebuah revolusi perbankan akan datang, mengubah segalanya.
Jejak Masa Lalu
Kisah ini bermula dari masa lalu, ketika perbankan Indonesia masih berupa gedung-gedung megah dengan pelayanan yang kaku. Â Pak Budi, seorang pensiunan pegawai bank, mengenang masa-masa awal karirnya. Â
Ia melihat bagaimana teknologi lambat laun masuk ke dunia perbankan, dari mesin ATM pertama hingga sistem online banking yang masih terbatas. Â
Perubahan terjadi secara bertahap, penuh tantangan dan adaptasi.
Kehadiran Arus Digital
Kemudian, muncullah Arus Digital, sebuah bank digital yang berani melangkah jauh ke depan. Â