Mohon tunggu...
Harjo Gandong
Harjo Gandong Mohon Tunggu... Guru - Teacher

Guru Matematika di SMP Negeri 4 Komodo Kabupaten Manggarai Barat NTT

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

MINAT (Matematika In Nature): Pilihan Cerdas untuk Pengajaran Matematika SMP

8 Agustus 2022   20:22 Diperbarui: 8 Agustus 2022   20:27 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tuntutan "Merdeka Belajar" sebagaimana yang digalakkan saat ini dimaknai sebagai suatu upaya memerdekakan anak dalam proses belajar. Peserta didik bahagia dalam menempuh pendidikan. Merdeka belajar dalam arti sekolah, guru-guru, dan peserta didik, mempunyai kebebasan dalam berinovasi dan bertindak dalam proses belajar mengajar. Implikasinya, guru tidak dianjurkan untuk bersikap monoton atau pembelajaran tidak boleh berorientasi pada guru. Esensi kemerdekaan dan kebebasan berpikir harus dimulai oleh guru sebelum kemudian diajarkan kepada peserta didik. Sistem pengajaran berubah dari yang sebelumnya dilakukan didalam kelas menjadi  outdoor class. Guru kembali mengasah skill nya dan mengkreasikan pembelajaran terutama dalam menerapkan kurikulum yang telah diberikan serta mewujudkan kompetensi dasar yang sudah dibuat sebelumnya.

Indoor Class yang terjadi selama ini dapat digeneralisasikan sebagai sebuah tempat (ruang) yang menyimpan memori-memori yang formalistik, kaku, bahkan menyeramkan. Peserta didik dituntut berada pada suasana yang serba formil, pada keadaan siap menghadapi keheningan, dan menjalani suasana yang sama setiap harinya. Selain itu juga, ada dikotomi benar-salah, karena ada kecendrungan pola "guru-murid". Syarat ketegangan.

Sedangkan Outdoor Class dapat mengubah nuansa kelas yang bebas dari situasi formalistik, kaku, dan menyeramkan. Kelas ini akan menambah wawasan siswa dalam berpikir kreatif dan kritis.Selain meningkatkan cara berpikir anak, juga akan membentuk karakter siswa supaya lebih mandiri dalam bersikap, bergaul, dan lebih berani dalam mengutarakan pendapat. Pembelajaran diluar kelas dapat merupakan simbol pembebasan dan membuktikan bahwa tidak semua kelas menyeramkan atau membobaskan.

Pelajaran Matematika, tak dapat dipungkiri masih menjadi momok yang menakutkan bagi sebagian peserta didik dikelas. Hal ini bisa terjadi karena kemampuan matematis yang dimiliki oleh setiap individu peserta didik, cara belajar mereka, atau karena pola pembelajaran matematika yang mereka terima. Akan tetapi proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas akan menjadi kunci bagi penciptaan semangat dan motivasi peserta didik terhadap pembelajaran matematika.

MINAT (Mhatemathic In Nature) merupakan pembelajaran matematika berbasis alam (Pohon) yang dikemas dalam tiga kegiatan yakni "Kelas Pohon", Pohon Ekspresi" dan "KAMIS" (Kelas Matematika Asyik)

Hans Freudental (1971), mengatakan bahwa mematika merupakan aktifitas manusia. Jadi, matematika merupakan kehidupan manusia itu sendiri. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya semangat keingintahuan matematika oleh peserta didik diantaranya disebabkan oleh kurangnya inovasi pembelajaran atau cara berbeda yang dilakukan oleh guru.

Darkasyi dkk (2014,1), berpendapat bahwa rendahnya hasil belajar matematika disebabkan oleh beberapa faktor yakni, guru, siswa, pendekatan pembelajaran, dan lingkungan yang berhubungan satu sama lain.

Tilaar (2012,7) juga berpendapat; prestasi belajar siswa yang rendah disebabkan oleh sejumlah faktor, dan salah satunya disebabkan oleh kemampuan guru yang kurang memadai.

Dari hasil pengamatan secara visual dan penuturan langsung siswa, bahwa pembelajaran yang dilakukan terlalu monoton dan masih berpusat pada guru, serta mempengaruhi kekakuan pada peserta didik sehingga sulit mengekspresikan diri dalam pembelajaran. Tentu salah satu faktornya adalah suasana kelas yang formalistik dan masih terpusat pada guru.

Vera (2012,34), berpendapat bahwa guru harus memahami fungsi dan perannya sebagai fasilitator, mengenali ciri-ciri dan kecapakapan yang mesti dimiliki oleh seorang fasilitator.

Pembelajaran matematika mesti dibangun melalui pola kontruktivis. Peserta didik membangun sendiri pengetahuannya, mencari dan menemukan sendiri pemecahan atas masalah yang dihadapi sehingga pembelajaran akan sangat bermakna bagi mereka. Bukan menerima informasi atau mengetahui rumus-rumus tanpa mendasarkan pemahaman otentik. Upaya membangun pembelajaran yang berpusat pada murid haruslah berawal dari permasalahan nyata yang kontekstual. Materi pelajaran mesti disesuaikan dengan kondisi dan lingkungan peserta didik sehingga dengan mudah dipahami oleh peserta didik dikelas.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun