Mohon tunggu...
harjanto halim
harjanto halim Mohon Tunggu... -

SMA Karangturi 1984 UC Davis USA 1990

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Dugder

17 Mei 2018   04:58 Diperbarui: 17 Mei 2018   05:07 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Ia mengangguk. Hiasan bulu-bulu di kepalanya bergoyang gemulai.  

"Berangkat jam berapa dari Temanggung?"

"Jam lima pagi..."

Oalah. Sekarang sudah hampir jam 5 sore. Saya mengamati wajahnya dari samping. Hmm, kok masih awet ayu, to, Mbak, Mbak?

Akhirnya rombongan Bapak Walikota tiba; suasana berubah meriah. Kami ikut berdesak-desakan bersama warga lain yang antusias menyalami Bapak dan Ibu Walikota. Bapak Walikota tersenyum lebar, sabar menyalami setiap tangan yang terulur. Suasana terasa guyub dan akrab.

Menjelang Mahgrib, Bapak Walikota membacakan maklumat dimulainya Bulan Puasa, lalu Beliau memukul bedug, "DUGGG! DUGGG! DUGGG!," lalu terdengar bunyi dentum meriam, "DHERRR! DHERRR! DHERRR!," - itu asal muasal kata 'dugder'. Marhaban ya Ramadhan, selamat datang Bulan Suci Ramadhan. Semoga di bulan nan penuh berkah ini, semua orang diberi kesempatan untuk menempa diri, untuk mengolah bathin dan rasa, untuk meningkatkan amal dan takwa, untuk introspeksi dan mawas diri.

Karena sesungguhnya Allah menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan mereka berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya mereka saling kenal mengenal. Jangan jadikan suku, etnis, agama, keyakinan - tembok, tapi perekat. Karena keindahan muncul bukan dari hati yang penuh kebencian, tapi hati yang penuh kasih sayang. Melalui hati yang bersih, tulus, dan ikhlas, cahaya suci Illahi kan berpendar menjadi spektrum pelangi nan indah mempesona.

Adakah pelangi di hatimu?

Sayang tadi lupa nanya nomer wa si mbak penari Dayakan bermata mempesona yang senyumnya manis sekali...

Mei, 2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun