Mohon tunggu...
harjanto halim
harjanto halim Mohon Tunggu... -

SMA Karangturi 1984 UC Davis USA 1990

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Dugder

17 Mei 2018   04:58 Diperbarui: 17 Mei 2018   05:07 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

1373 

Saya memarkir mobil di pinggir jalan, lalu berjalan ke arah Masjid Agung. Suasana jalanan dipenuhi mobil berjejer-jejer dengan hiasan kertas krep warna-warni yang dilekatkan pada sebuah tongkat panjang. Hari ini acara Kirab Dugder. Kirab Dugder adalah ritual khas Kota Semarang menyambut Bulan Suci Ramadhan. 

Kirab dipimpin langsung oleh Bapak Walikota, dimulai dari Balaikota menuju ke Masjid Kauman dan diteruskan ke Masjid Agung. Salah satu yang dikirab adalah 'Warak' yang bertubuh seperti kambing tapi berkepala seperti naga dengan tubuh dihiasi kertas krep warna-warni. Warak menjadi perlambang akulturasi budaya Tionghoa dan Jawa di Kota Semarang.

Saya bersama dua orang teman datang ke acara Dugder ini. Kami menikmati suasana keramaian yang tercipta, keindahan Masjid Agung yang didesain menyerupai Masjidil Haram dengan tembok raksasa melengkung setengah lingkaran dipercantik dengan payung-payung raksasa di pelataran, bertemu dan bersilaturahmi dengan teman-teman, serta berfotoria dengan peserta kirab yang memakai hiasan kepala yang dipenuhi bulu-bulu panjang serta lonceng-lonceng kecil di kedua kakinya. Setiap kali kakinya bergerak, terdengar bunyi gemerincing.

"Penari Dayakan ya, Mbak?" Saya bertanya.

Si Mbak mengangguk. Matanya besar berkilau. Ditambah aksen eye-shadow, matanya terlihat mempesona.

"Dandan sejak jam berapa, Mbak?"

"Jam sebelas," sahutnya sambil tersenyum. Giginya rapi, senyumnya manis sekali.

"Asalnya dari mana, Mbak?"

"Temanggung..."

"Temanggung???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun