Mohon tunggu...
Hariyawan Esthu
Hariyawan Esthu Mohon Tunggu... Ghostwriter -

Ghostwriter, peminat masalah sosial-budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Listrik Pintar Mengarifi "Hukum Faraday"

12 April 2016   15:53 Diperbarui: 12 April 2016   16:43 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Listrik prabayar adalah program terobosan PT. PLN (Persero) yang memungkinkan pelanggan melakukan kontrol terhadap pemakaian listrik mereka sendiri. Jadi pelanggan bisa mengatur sendiri berapa KWh yang mau dipakai setiap bulannya tanpa harus membayar lebih.  Manfaat hemat yang didapat, pelanggan dapat lebih mudah mengendalikan pemakaian listrik, pelanggan dapat memantau pemakaian listriknya setiap saat, dan pelanggan dapat menyesuaikan biaya pemakaian listrik dengan anggaran belanja.

Seperti halnya telepon selular prabayar, pelanggan wajib membayar di muka biaya listrik yang akan digunakan dengan cara membeli token/stroom KWh di konter-konter penjualan rekanan PLN. Besar energi listrik yang telah dibeli oleh pelanggan dimasukkan ke dalam Meter Prabayar (MPB) yang terpasang di lokasi pelanggan melalui sistem token/stroom.

Keuntungan lain yang dapat dirasakan langsung pelanggan prabayar; tidak ada petugas pencatat meter, tidak ada sanksi pemutusan, tidak dikenakan denda keterlambatan, tidak dikenakan biaya beban bulanan atau rekening minimum, kemudahan pembelian token/stroom, pelaksanaan penyambungan cepat, dan privasi tidak terganggu.

Jadi, kebijakan tarif listrik prabayar cenderung bertujuan mengakomodir kepentingan terhadap listrik antara PLN (sebagai produsen) dan pelanggan (sebagai konsumen) menjadi lebih efisien dan fleksibel. PLN pun tidak perlu lagi “menalangi” biaya pengadaan listrik yang harus dicadangkan lebih besar daripada jumlah listrik yang sebenarnya dibutuhkan oleh pelanggan. Pemangkasan biaya pemeliharaan cadangan listrik akan terjadi dengan sendirinya.

Dengan berbagai manfaat dan kelebihan itulah, listrik prabayar layak disebut listrik pintar. Namun demikian, program ini belum terakselerasikan secara maksimal. Buktinya, masih ada keragu-raguan dari segelintir masyarakat untuk berpindah ke listrik prabayar. Lebih jauh daripada itu, malahan ada seorang sekelas menteri pun menyampaikan nada miring terhadap program ini. Kunci dari semua ini, menurut penulis adalah upaya mengubah pola pikir dan sosialisasi yang harus lebih diakselerasikan oleh PT. PLN.

Pola Pikir dan Sosialisasi

Oleh karena listrik prabayar sangat berbeda dengan listrik pascabayar –terutama dalam layanan--, maka untuk hal ini perlu adanya perubahan pola pikir pada masyarakat. Pola pikir kita (paradigma kita) adalah jumlah total keyakinan, nilai, identitas, harapan, sikap, kebiasaan, keputusan, pendapat, dan pola-pola pemikiran kita — tentang diri kita sendiri, orang lain, dan bagaimana kehidupan kita. Ini adalah saringan yang dengannya kita menafsirkan apa yang kita lihat dan alami. Pola pikir kita membentuk kehidupan kita dan menarik kepada diri kita hasil-hasil yang merupakan refleksi pasti pola pikir itu. Apa yang kita percayai akan terjadi, benar-benar terjadi.

Pikiran adalah magnet yang sangat kuat. Apa pun yang diberitahukan pola pikir kita kepada kita adalah apa yang kita tarik, baik kita menyadarinya atau tidak. Jika kita memiliki keyakinan bahwa, “Kehidupan ini sangat keras, dan aku harus berjuang lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga,” maka sudah saatnyalah mengubah pola pikir ke arah yang lebih positif dengan meyakini bahwa, “Kehidupan ini keras, dan aku harus berjuang lebih keras untuk bisa meringankan beban orang lain.” Dalam pengubahan pola pikir yang lebih positif ini, ada niatan berbagi, niatan perduli pada orang lain. Kita tidak lagi memilih keyakinan dan pola pikir kita, tetapi keyakinan dan pola pikir itu menyebabkan kita menjalani hidup dengan cara tertentu.

Kita menciptakan pola pikir kita sendiri, tetapi pada saat yang sama, pola pikir kita menciptakan diri kita. Dalam kesehariannya, keyakinan baru ini akan menimbulkan sikap efisiensi dalam aktivitas pemenuhan kebutuhan hidup. Sikap efisiensi ini akan tergambar dalam pemanfaatan program listrik prabayar. Dalam pikirannya mulai terpatri untuk berbagi dengan orang lain, dengan 19 juta KK yang belum teraliri listrik. Ini semata-mata demi masa depan kita sendiri, karena sebagaimana kata Joel Arthur Barker dalam “Paradigms Understanding the Future in Business and Life” (1992),  “Agar mampu membentuk masa depan, Anda harus siap dan mampu mengubah paradigma Anda.”

Dalam kebijakan listrik pintar prabayar, pengubahan pola pikir lebih bergantung pada kesadaran masyarakat (konsumen) itu sendiri. Sedangkan langkah yang tidak boleh berhenti dilakukan PT. PLN adalah melakukan sosialisasi.

Kita tidak perlu berpolemik bahwa ada seorang menteri yang kurang informasi –atau mendapat informasi sepihak--, sehingga kemudian melakukan tudingan miring terkait kebijakan listrik prabayar terhadap PLN. Hal jelas, sosialisasi ihwal kebijakan listrik prabayar harus dilakukan secara terus-menerus kepada semua golongan masyarakat, tidak terkecuali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun