Mohon tunggu...
Hariyawan Esthu
Hariyawan Esthu Mohon Tunggu... Ghostwriter -

Ghostwriter, peminat masalah sosial-budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Listrik Pintar Mengarifi "Hukum Faraday"

12 April 2016   15:53 Diperbarui: 12 April 2016   16:43 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

http://www.pln.co.id/

[caption caption="mediakonsumen.com"][/caption]HAMPIR 200 tahun silam, seorang pria paruh baya yang awal kerjanya hanya sebagai pencuci botol, melakukan eksperimen; dia mengambil 7 keping uang logam, kemudian menumpukkannya dengan 7 lembar seng serta 6 lembar kertas yang telah dibasahi air garam. Hal ini ia lakukan mengikuti konstruksi tumpukan Volta ketika menemukan beterai pertama kali. Ekperimen ini ternyata menguraikan magnesium sulfat. Pada riset berikutnya, anak ke 3 dari 10 bersaudara dari ayah seorang tukang besi ini membuat sebuah alat yang dapat menghasilkan  “Rotasi Elektromagnetik”, yang merupakan cikal-bakal ditemukannya listrik. Karena pria tersebut bernama Michael Faraday, maka “pengaruh elektromagnetik” tersebut kemudian dikenal dunia sebagai “Hukum Faraday”.

Dalam prakteknya, alat penghasil listrik ciptaan “Bapak Listrik” ini dinamai Homopolar Motor. Dalam alat  ini terjadi sebuah gerakan berputar “terus-menerus”, ditimbulkan dari gaya lingkaran magnet yang mengelilingi kawat panjang hingga ke dalam larutan merkuri. Di dalam larutan tersebut terdapat magnet, sehingga kawat akan terus berputar jika dialiri listrik dari baterai. Dari percobaan itu ia menemukan sebuah motor listrik pertama di dunia yang menggunakan listrik sebagai tenaga penggeraknya. Puncak penemuan medan listrik oleh Faraday, ketika ilmuwan otodidak ini melakukan percobaan dengan melilitkan dua kumparan kawat yang terpisah, sehingga dihasilkan yang kita kenal sebagai induksi “timbal balik”; magnet dilewati potongan kawat, maka aliran listrik masuk ke kawat.

Ada dua kalimat penting dalam penemuan alat mahapenting penghasil listrik (Homopolar Motor) yang bisa kita garis bawahi, yaitu dalam alat ini terjadi sebuah “gerakan yang terus menerus” , sehingga menghasilkan induksi “ timbal balik”. Kita pegang dua kalimat kunci ini – “gerakan yang terus menerus” dan “timbal balik” dalam relevansinya mengupas urgensi tentang fenomena listrik prabayar atau Listrik Pintar PLN yang tetap hangat dibicarakan.  

Kondisi Kelistrikan

Listrik adalah sebuah penemuan yang paling berguna buat kehidupan manusia. Bayangkan jika sampai saat ini tidak ada penemuan listrik. Pasti hidup kita tidak berbeda dengan kehidupan beberapa abad silam. Barangkali kita masih meraba-raba dalam kegelapan.

Banyak sekali kegunaan dan manfaat yang bisa kita dapatkan dengan adanya listrik. Selain  adanya cahaya di malam hari, hampir semua peralatan di era teknologi ini tidak terlepas dari yang namanya listrik. Dengan demikian, kebutuhan pasokan listrik dari waktu ke waktu terus meningkat sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan hasil proyeksi kebutuhan listrik dari tahun 2003 s.d. 2020 yang dilakukan Dinas Perencanaan Sistem PT. PLN (Persero) dan Tim Energi BPPT, terlihat bahwa selama kurun waktu tersebut rata-rata kebutuhan listrik di Indonesia tumbuh sebesar 6,5% per tahun dengan pertumbuhan listrik di sektor komersial (industri) yang tertinggi (7,3% per tahun) dan disusul sektor rumah tangga dengan pertumbuhan kebutuhan listrik sebesar 6,9% per tahun. Untuk sektor rumah tangga laju pertumbuhan kebutuhan listrik yang tinggi dipicu oleh ratio elektrifikasi dari berbagai daerah yang masih relatif rendah, karena masih ada beberapa wilayah di Indonesia yang belum terlistriki, terutama di daerah yang tidak dilewati listrik PLN.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik nasional diperlukan pasokan listrik sekitar 3.000 Mw per tahun. PLN dituntut untuk melistriki 19 juta KK atau sekitar 34-35 persen dari 53 juta KK, khususnya masyarakat di wilayah Indonesia Timur yang belum teraliri listrik. Kenaikan permintaan listrik diperkirakan mencapai 7,5-9% per tahun, sementara kemampuan peningkatan kapasitas listrik hanya sekitar 3,5-4%. 1 dari 3 orang atau 3 dari 10 orang keluarga kita di Indonesia yang 53 juta itu belum teraliri listrik. Jalan keluarnya, selain PLN harus meningkatkan kemampuan investasi, juga bagaimana mengupayakan untuk terus meningkatkan efisiensi, menurunkan losses jaringan, dan  memperbaiki energy mix sehingga Biaya Pokok Produksi (BPP) PLN bisa turun.

Bagaimana PT. PLN mengajak masyarakat untuk berbagi beban kepada 19 juta KK dari 53 juta KK yang belum teraliri listrik itu? Masyarakat konsumen dapat melakukannya dengan meningkatkan efisiensi penggunaan listrik dalam pemenuhan kebutuhan kesehariannya. Untuk itulah, PT. PLN melakukan terobosan dengan program listrik prabayar atau listrik pintar.

Listrik Pintar PLN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun