Mohon tunggu...
Hari Wiryawan
Hari Wiryawan Mohon Tunggu... Dosen - Peminat masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo.

Penulis lepas masalah politik, sejarah, hukum, dan media, dosen Usahid Solo

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Ketika Jokowi Menata Para Panglima Perang

24 Desember 2020   16:16 Diperbarui: 24 Desember 2020   16:22 469
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Tribunnews.com

Perang kedua yang sedang dihadapi oleh Jokowi adalah perang melawan Covid 19. Perang ini juga merupakan perang yang dilakukan oleh dunia. Namun sayang Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tidak mampu tampil kedepan dalam peperangan ini. Terawan adalah seorang dokter yang baik dan inovatif dan juga seorang kepala rumah sakit (RSPAD) yang baik, namun mungkin tidak enjoy sebagai pejabat publik untuk lingkup nasional.

Menteri Kesehatan yang baru, Budi Gunadi Sadikin diharapkan mampu menjadi panglima perang melawan Covid 19. Reputasinya dalam bidang manajemen akan dipertaruhkan. Sebuah perang memerlukan strategi dan taktik. Budi kabarnya ahli di bidang ini. Ia bukan seorang dokter.

Jika memang Menteri Kesehatan tidak harus seorang dokter, mengapa bukan Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid 19 Letjen Doni Mordano? Mungkin sang jenderal yang ganteng ini juga kurang memuaskan kinerjanya di mata Jokowi. Ketika di Petamburan ada hajatan yang ramai, Doni malah menyumbang masker. Doni sudah membatah atas kritik itu.

Yang menarik adalah bahwa perang melawan radikalisme dan Covid 19 di era Jokowi justru terkendala oleh para pembantunya yang kebetulan berlatar belakang militer. Harapan Jokowi dalam peperangan ini kaum militer bisa tampil ke depan. Menteri Agama Fachrul Razi adalah mantan Wakil Panglima TNI sedangkan Terawan Agus Putranto seorang yang berpangkat Brigadir Jenderal. Dalam situasi perang seperti saat ini (meskipun peperanganya tidak menggunakan senjata) semestinya prajurit TNI sebagai putra bangsa yang terbaik bisa tampil kedepan.

Sayang tiga jenderal itu tak bisa berlari bersama Jokowi. Tapi Jokowi beruntung memiliki tangan kanan yang hebat: Jenderal Luhut Panjaitan. Di tangan Luhut hampir semua tugas yang dibebankan kepadanya bisa dilakukan dengan baik; seperti dalam hubungan dengan Cina, Amerika Serikat dan Emirat Arab, pemindahan Ibukota ke Kalimantan, termasuk menjadi koordinator penaggulangan Covid 19 di sembilan propinsi, Jenderal Luhut mampu mengerjakan dengan baik. Mungkin kapasitan seperti Luhut-lah yang diharapkan dari seorang jenderal.

Tapi keberuntungan Jokowi yang akan dicatat sejarah dalam perang melawan dua front sekaligus yaitu radikalisme dan Covid 19 adalah tampilnya seorang "Maung Bandung" Pangdam Jaya Letjen Dudung Abdurahman. Tampilnya prajurit dari bumi Siliwangi itu merupakan titik balik langkah2 Jokowi menuju kemenangan NKRI. (wir)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun