Mohon tunggu...
Haris Wahyudin
Haris Wahyudin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Imam Besar Ikatan Mahasiswa Biasa

Lagi berencana S2 di Jepang, doakan dan amiinkan.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perbedaan Konsep Ketuhanan antara Jepang dengan Indonesia

4 Maret 2023   15:24 Diperbarui: 4 Maret 2023   15:35 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Indonesia memiliki kultur keyakinan terhadap tuhan melalui jalur keagamaan. Berbeda dengan negara sakura, budaya ketuhanan mereka lebih condong pada keyakinan secara spiritualistik.

Pengetahuan tersebut penulis dapatkan  dari hasil kuliah umum yang penulis ikuti ketika mengikuti program Jenesys2022,  ketika di Universitas Waseda bersama dengan salah satu profesor dari universitas tersebut, yaitu Prof. Ken Michii yang memiliki fokus pada salah satunya perihal agama di Indonesia. 

Maksud dari jalur keagamaan adalah seorang individu atau masyarakat menggunakan agama sebagai metode untuk dapat mencapai tuhan. Adapun agama yang dimaksud merupakan suatu konsepsi untuk mempercayai adanya tuhan disertai dogma - dogma untuk mengatur cara mencapai tuhan. Salah satu contohnya adalah adanya dogma yang konsisten dalam urusan beribadah.

Maksud dari keyakinan secara spiritualistik adalah keyakinan terhadap tuhan tanpa atau sedikit dogma, atau sifat dari bentuk implementasinya fleksibel. Sederhananya, keyakinan spiritualistik hanya berada pada lingkup percaya akan adanya tuhan, akan tetapi tidak dibuat satu aturan yang baku.

Masyarakat Indonesia lebih cenderung mengarah pada keyakinan agama dikarenakan kepercayaan yang dianut memiliki konsepsi yang terstruktur. Selain itu juga keyakinan akan tuhan selalu dikaitkan dengan kehidupan sehari - hari. Sebagai salah satu contoh kecilnya adalah memberikan bantuan kepada orang lain menggunakan landasan keagamaan atau prosesi pernikahan menggunakan landasan agama.

Berbeda dengan Jepang, masyarakat disana tidak menjadikan keyakinan akan tuhannya atau kita sebut "agama" nya menjadi landasan dalam kehidupan. Bagi masyarakat disana, agama merupakan hal yang bersifat privasi sehingga, dapat kita asumsikan bahwa mereka tidak akan membawa agama ke ranah yang bersifat publik. Kemudian dalam hal beribadahnya pun lebih terfokus pada do'a atau permohonan untuk diri sendiri serta keluarga, tidak lebih. 

Konsepsi kultur sosio-religi masyarakat Jepang memiliki kemiripan dengan agama kejawen dan sunda wiwitan di Indonesia. Kedua agama tersebut memiliki keyakinan terhadap adanya tuhan namun sifatnya tidak baku sehingga interpretasi dalam beribadah atau simbolisasi akan tuhan pun bisa bersifat subjektif, interpretatif dan fleksibel.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun