Mohon tunggu...
Harison Haris
Harison Haris Mohon Tunggu... Freelancer - Lahir dan besar di Jepara dan Jakarta. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Lahir dan besar di Jepara. Mantan pemain bola amatiran, sempat jadi wartawan olahraga dan sekarang tinggal di Depok. Menyukai dan meminati banyak hal, tapi baru bisa melakukan sedikit hal.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Bambang Soepijanto Terenyuh UMP Yogyakarta Terendah di Indonesia

2 Desember 2018   07:15 Diperbarui: 2 Desember 2018   08:04 466
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kenyataan bahwa Upah Minimum Propinsi (UMP) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) adalah yang terendah di Indonesia membuat Bambang Soepijanto trenyuh dan geleng-geleng kepala.

Pada tahun 2018, UMP di Yogyakarta ditetapkan sebesar Rp1,45 juta. Angka UMP itu merupakan nilai terendah ketimbang 33 provinsi lainnya. Jadi,  tahun 2018, UMP di Yogyakarta jauh di bawah rata-rata UMP nasional yang tercatat 2.260.225 rupiah.

Dalam berbagai survei, Kebutuhan Hidup Layak (KHL) di Yogyakarta adalah 2,5 juta rupiah. Jadi UMP di Yogyakarta jauh dari cukup untuk memenuhi KHL.

Dengan UMP sebesar itu, tentu warga Yogya harus berjibaku untuk tetap bertahan hidup. Sebagian akhirnya memilih langkah yang masuk akal : merantau ke tempat yang memungkinkan mendapat penghasilan lebih besar.

Bambang Soepijanto mengkalkulasi jika kenaikan upah tidak sesuai dengan KHL, kemiskinan menjadi abadi di Yogyakarta. Tanpa upah yang naik signifikan, kemiskinan di Yogyakarta akan selalu tinggi.

Dari sisi tingkat kemiskinan, Yogyakarta menjadi provinsi dengan angka kemiskinan di atas rata-rata nasional. Pada semester I/2018, tingkat kemiskinan Yogyakarta sebesar 12,13 persen. Jumlah itu di atas rata-rata nasional sebesar 9,82 persen.

Jadi angka kemiskinan yang secara nasional bisa diturukan hingga kurang dari 2 digit, ternyata tidak "menyentuh" Yogyakarta. Itulah kenapa sebagai calon DPD RI Dapil Yogyakara, Bambang Soepijanto kemudian menawarkan konsep kepemimpinan "Ngayemi, Ngayomi, Ngayani". Atau kalau diterjemahkan secara bebas adalah "Membuat Nyaman, Melindungi dan Menyejahterakan".

Sumber foto : Dokpri
Sumber foto : Dokpri
Konsep kepemimpinan "Ngayani" ini menjadi titik poin penting karena beriikhtiar membuat masyarakat lebih sejahtera dengan terlepas dari jerat kemiskinan.  Posisi sebagai DPD RI dapil Yogyakarta memungkinkan itu karena bisa membuat usulan dan masukan UU terkait dengan kemajuan wilayah sesuai karakteristiknya.

Dengan kata lain, warga Yogya harus sejahtera tanpa kehilangan jatidirinya. Salah satu visi Bambang Soepijanto sebagai calon DPD RI adalah meningkatkan usaha menengah kecil dan mikro (UMKM) di semua sektor. Singkatnya Bambang Soepijanto ingin jadi " DPD-nya Wong Cilik."

Apalagi saat ini Bambang Soepijanto adalah Ketua Umum Asosiasi Panel Kayu Indonesia (APKINDO), sebuah asosiasi yang menghimpun pelaku industri kayu lapis di Indoensia. 

Bukan tidak mungkin, dengan posisinya itu Bambang Soepijanto mampu berbuat banyak untuk kemajuan industri UMKM di Yogyakarta. Apalagi Sektor industri kayu lapis sendiri memang diarahkan untuk bisa dilaksanan dan dinikmati oleh UMKM.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun