Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Syair, Sastra dan Masyarakat Arab Pra Islam

28 Juli 2021   11:50 Diperbarui: 28 Juli 2021   12:50 2174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
HIasan Pinggir Mushaf Nusantara || Sumber: Twitter Cinta Manuskrip NUsantara || Link: https://twitter.com/nidafadlan/status/1357322517422108676

Setelah itu, kriteria kelisanan puitik menjadi menjadi kriteria yang paling sering diterapkan. Apabila para pengkritis syair menemui penyair tertentu dnegan cara yang cenderung pada pemikiran, maka akan dinilai sebagai satu penyimpangan dari metode Arab dalam penyusunan syair.

Penyimpangan ini dikenal beragam,seperti ketiakjelasan (ghumud), kerumitan (ta'qid), pelebih-lebihan keanehan (ighrab) atau sesuatu yang absur (muhal) yakni, sesuatu yang menyimpang dari kebenaran. Sebagai contoh adalah adanya kritikus yang tidak menamai Abu al-'Ala al-Ma'arri sebagai penyair. Akan tetapi menyebutnya sebagai al-Hakim (filsuf).

Sebaliknya, setiap tahun di bulan Haram, masyarakat Arab mengadakan festival syair di Makkah. Festival syair tersebut diadakan di pasar Ukazh.

 Syair yang keluar sebagai pemenang akan ditulis dengan tinta emas dan digantung di dinding Kabah. Terdapat tujuh penyair yang terkenal, yang kemudian dikenal dengan al-sab almuallaqat (tujuh syair yang digantung).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun