Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Ruh Pancasila" dari Masa Orba ke Masa Kini

25 Juni 2019   11:33 Diperbarui: 25 Juni 2019   11:48 275
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Indonesia ~ Sumber gambar; Instagram Sutboi.

Ruh Pancasila dalam dirinya mengandung potensi untuk mengalami tarik-ulur interpretasi  oleh berbagai golongan dari sisi-sisi yang berseberangan dalam satu spektrum politik.

Diskursus penafsiran terhadap Pancasila pada satu periode tak bisa dilepaskan dari konstelasi politik pada periode tersebut. Pada awal kemerdekaan Indonesia, setelah dimasukkan dalam Pembukaan UUD 1945. 

Pancasila sempat tersingkirkan an di era Revolusi ketika Republik Indonesia disibukkan oleh upaya mengatasi kembalinya Belanda dan pemberontakan yang berkeinginan untuk memisahkan diri. 

Pancasila juga masih tak menjadi perbincangan dominan seiring politik pemerintahan yang dikelola dengan sistem demokrasi parlementer- liberal pada tahun 1950.

Dalam debat Konstituante pada masa kepemimpinan Ir. Soerkarno dan Moh Hatta, berkisar periode tahun 195 sampai dengan 1959, Pancasila dihadapkan dengan Islam dalam persaingan menjadi dasar negara. 

Pancasila mulai efektif lagi sebagai dasar negara setelah dibubarkannya Konstituante melalui Dekrit 5 Juli 1959. Kemudian Pancasila menjadi dasar diterapkannya Demokrasi Terpimpin dengan kekuasaan terpusat pada diri Presiden pada tahun berikutnya sampai tahun 1965.

Pada Masa Orde Baru, Pancasila masuk dalam segala lini kehidupan dan digunakan sebagai alat menumpas oposisi yang berseberangan. Kemudian berlanjut ke Masa Reformasi, perdebatan mengenai pancasila kembali menguat dan menjadi simbol penjaga kebhinekaan, sampai pada tahun 2017 untuk pertama kalinya sejak Reformasi, menjadi  pijakan dasar legal untuk membubarkan organisasi.

Dalam perjalanan waktu yang panjang dan perdebatan politik yang dinamis, pancasila mendapat penafsiran yang beragam. Dalam satu waktu, Pancasila bernuansa sosialis dan terinspirasi oleh Marxisme, namun di waktu yang lain, ia bertentangan  dengan Pancasila.

 Bisa jadi di satu masa, Pancasila bertengan dengan Islam, di masa  lain Pancasila ditekankan sila pertamanya yang dimaknai sebagai terinspirasi konsep tauhid dalam Islam.

Menafsirkan tentang makna dari Pancasila juga terjadi diantara tokoh pengusungnya. Apakah Pancasila bisa masuk dalam tataran satu tafsir yang tunggal dan objektif sebagaiman dulu pernah dilakukan oleh Orde Baru. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun