Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

"Menghidupi" Karya Tulis

18 Maret 2019   11:27 Diperbarui: 18 Maret 2019   11:39 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur dan Buku ~ Sumber gambar: Jaringan Gusdurian

Saat kita membaca sebuah karya tulis, apa yang kita cari dari bacaan tersebut? Untuk menghibur? Atau hanya sekadar untuk mendapat pengetahuan baru? 

Sebenarnya kalau kita jeli melihat, kita hanya perlu mencari jiwa penulis, ungkap imanjinasi dan rasakan pancaran energi dari kata yang  telah rangkai tadi.  

Karya tulis yang enak yakni sesuatu yanng memberikan energi pemilik kata dan paragraf kepada penikmatnya. Ketika kita membeli sebuah buku, kita tidak hanya membeli kertas dan tinta yang menyusunnya. 

Saat kita beusaha membaca rangkaian kata,  tidak saja ejaan huruf yang akan kita tangkap ke dalam imajinasi kita? Mampukah kita berada dalam jiwa pemilik kata? Rangkaian kata dan kalimat yang telah keluar dari pemiliknya  adalah bagian dari jiwa pemiliknya yang sukarela diserahkan kepada penikmat kata-katanya.

Karya tulis yang menyegarkan akan mengajak berkelana dalam dunia imaji, dibawa dalam bukan sekadar pada ide gagasan penulis. Dunia penulis yang mungkin saja kita tidak menyukai atauupun kita membantah keadaan yang ada, namun yang akan kita tentu lebih jauh.

 Tulisan yang bagus akan mengajak kita menyusuri tepi demi  tepi pemulis dan merangsang penikmat  kata mengembangkan imajinasi kita. Ketika imajinasi pembuat rangkaian kata dan  penikmat, tulisan tersebut tentu berhasil dalam menggiring akan misi yang ia telah emban. Ketika tulisan baik tadi dibaca berulang kali akan selalu membuat imajinasi baru.

Bagi mereka yang berniat membungkam gagasan dari tulisan yang hanya karena tidak sependapat di dalamnya akan kecewa. Kalimat boleh terhapus, gagasan boleh dibungkam, namun imajinasi akan tetap abadi. 

Itulah sebabnya penulis akan tetap hidup di benak para penikmatnya walaupun si penulisnya sudah lama meninggal, tidak aka nada rasa bosan walaupun dibaca beribu kali. 

Tulisan yang baik tidak hanya berbagi jiwa pemiliknya atau mempertemukan imajinasi penulis dengan pembacanya, namun lebih dari itu menebar semangat dari rangkaian kata yang telah dibuat. 

Bertapa banyak personal yang tergerak hanya karena kekuatan dari rangkaian kata. Karya tulis yang tidak memliki semangat bergerak hanya sekadar mengajari kita mengeja kata.  

Semangat karya tulis tentu ditentukan oleh sejauh mana semangat yang dihadirkan mampu digapai oleh para penikmatnya. Kita merasakan ada rasa yang mengitari benak kita, ada rasa yang mengetarkan hati kita, atau bak kilatan yang menyambar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun