Mohon tunggu...
Haris Fauzi
Haris Fauzi Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pembelajar

Penyuka Kajian Keislaman dan Humaniora || Penikmat anime One Piece.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Fiqih Minoritas, Upaya Memahami Manusia yang Beragam

10 September 2018   09:13 Diperbarui: 10 September 2018   09:28 529
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gus Dur adalah sosok yang selalu membela hak kaum minoritas

"Al-Hukmu yadurru maa illati wujudan wa adaman"

Bahwa hukum akan selalu berubah secara dinamis beserta alasan mengapa hukum itu ada, bisa di suatu keadaan berlaku atau tidak ada sesuatu tersebut.

Kaidah ushul diatas tadi merupakan satu dari kaidah yang dipakai ushuliyyun dalam menetapkan suatu hukum syariat. Ia akan selalu berubah sesuai dengan konteks yang menyertainya, terbentuk dari sesuatu kejadian yang menyejarah bukan terbentuk dari ruang hampa sejarah, begitu juga dengan keberagamam yang ada di sekeliling kita semisal perbedaan asal manusia.

Perbedaan ras manusia serta perbedaan bahasa mereka memang semata-mata ciptaan Allah. Dia adalah Tuhan yang menciptakan segala sesuatu dengan sempurna, tanpa cacat sedikit pun. Dia dzat tidak hanya sekedar menciptakan Nabi Adam alaihissalam begitu saja dan selesai, kemudian semua dikembalikan kepada hukum alam, seperti yang seringkali kita yakini.

Bukan demikian, namun yang benar adalah Allah SWT menciptakan Nabi Adam dengan segala keunikannya, namun juga menciptakan terus manusia baru dengan segala keunikannya, termasuk keunikan ketika Allah menciptakan keberagaman ras dan bangsa manusia yang saling berbeda dan melengkapi

Jadi kalau kalian melontarkan sebuah pertanyaan? Kenapa manusia beragam jenis ras, padahal Nabi Adam cuma satu, maka jawabannya bahwa Allah SWT memang menciptakan ras manusia, tidak berhenti pada menciptakan Adam saja.

Walau pun awalnya Allah SWT hanya menciptakan satu manusia, lalu menjadi dua, lalu menjadi banyak, tapi kemudian Allah tetap mencipta. Dia dzat tidak berhenti mencipta, Dia tidak hanya sekedar menciptakan alam semesta dalam waktu enam hari lalu setelah itu pada hari ketujuh. Dia berhenti dan kecapekan. Maha Suci Allah dari segala sifat itu makhluk yang lemah.

Maka sebagai muslim, kita tetap wajib mengimani bahwa Allah SWT tetap bersifat Al-Khaliq (Pencipta) bahkan sampai detik ini. Keajaiban penciptaan Allah tidak berhenti hanya sampai diciptakannya nabi Adam saja, tapi terus "keajaiban" itu tetap terus berlanjut sampai sekarang, dan akan tetap terus berlanjut.

Semua manusia termasuk diri kalian semua diciptakan dengan sangat unik, satu per satu punya keunikan, satu per satu punya keistimewaan, satu persatu punya kelebihan, satu per satu punya keajaibannya masing-masing. 

Manusia atau kita ini bukan sekedar sebuah produk massal, kita ini tidak seperti barang industri pabrik. Tapi kita ini ibarat industri kerajinan tangan, yang diciptakan satu per satu, dengan tingkat ketelitian yang amat tinggi dan keunikan yang tidak memiliki duanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun