Dilema Antara Manfaat Baik dan Buruknya Batu Bara

Batubara salah satu komoditas tambang andalan yang dimiliki oleh Indonesia, dapat dengan mudah di temui di pulau Kalimantan dan Sumatra. Menurut chmad Prijono, dkk. (1992) : Batubara adalah bahan bakar hydro-karbon padat yang terbentuk dari tumbuh-tumbuhan dalam lingkungan bebas oksigen dan terkena pengaruh temperatur serta tekanan yang berlangsung sangat lama. Komoditas ini memiliki banyak peran penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari kita, di Indonesia sendiri batubara di manfaatkan untuk bahan bakar pembangkit listrik. 

Walau komoditas ini memiliki banyak peranan penting, tentu tidak bisa kita pungkiri bahwa hal ini juga memili dampak terhadap lingkungan di sekitar pertambangan. Setiap hari kita merasakan manfaat dari batubara, namun kita juga tidak waspada dengan hal yang konsumsi setiap hari, listrik yang dibangkitkan dari batubara yang kita konsumsi setiap hari entah itu sekedar untuk mengisi ulang daya yang ada di gawai kita ataupun sekedar untuk menghidupkan router agar kita bisa menikmati hal yang kita cintai yaitu internet, namun kita tidak pernah peduli dengan darimana hal yang kita konsumsi berasal dan bagaimana dampaknya terhadap lingkungan yang kita tinggali.

Tambang memang menjadi sebuah industri yang sangat menjajikan untuk meningkatkan ekonomi negara maupun individu, namun realita yang kita hadapi sekarang ini adalah sebuah indutri yang mengeksploitasi habis-habisan sebuah kekayaan alam atau lingkungan. Menurut Sukandarrumidi usaha pertambangan adalah semua usaha yang dilakukan oleh seseorang atau badan hukum atau badan usaha untuk mengambil bahan galian dengan tujuan untuk dimanfaatkan lebih lanjut bagi kepentingan manusia. 

Sedangkan kegiatan penambangan adalah serangkayan kegiatan dari mencari dan mempelajari kelayakan sampai dengan pemanfaatan mineral, baik untuk kepentingan perusahaan, masyarakat sekitar, maupun pemerintah (daerah dan pusat). Di Kalimantan sendiri banyak terdapat situs pertambangan batubara entah itu sisa -- sisa dari sebuah pertambangan ataupun situs yang masih aktif. 

Tambang batubara secara langsung memberikan dampak negatif terhadap linkungan. Dalam proses produksinya tambang batu bara membabat hutan untuk membuka situs baru hal ini pasti akan memiliki dampak negatif terhadap lingkungan, dengan dibabatnya hutan maka area resapan air akan berkurang sehingga dapat menimbulkan masalah lain seperti banjir atapun pencemaran tanah.

Batubara ketika dibakar akan mengeluarkan sulfur dalam bentuk gas belerang dioksidan (SO2), hal ini tentu memiliki dampak negatif terhadap udara. Selain menghasilang SO2 batu bara merupakan bahan bakar yang paling kotor karena mengahasilkan partikel karbon hitam dalam jumlah banyak. Hal yang paling kita rasakan dari industry ini adalah pemanasan global yang menjadikan bumi menjadi panas, membuat perubahan iklim sehinggan menganggu stabilitas alam. Masalah lainnya, pembangkit listrik yang menggunakan bahan bakar batubara menghasilkan zat radioaktif yang seratus kalu lebih banyak dari pembangkit listrik tenaga nuklir.

Tambang batubara memang menjadi sebuah komoditas yang sangat dapat untuk mengangkat sebuah perekonomian negara ataupun individu. Sehingga hal ini menumbuhkan gairah seseorang untuk terjun ke dalam industry tersebut. Namun tanpa kontrol yang ketat, industry ini juga merusakan keseimbangan alam yang ada, dapat dibuktikan dengan banyak hal yang sudah kita rasakan seperti pemanasan global atapun pembabatan hutan untuk membuka situs baru tambang yang memiliki masalah turunan didalamnya entah itu berkurangnya daerah resapan air sehingga dapat menimbulkan banjir atapun berkurangnya produsen udara bersih. 

Menurut G. Kartasapoetra (1987) "Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan-bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bernilai tinggi". Banyak dampak negatif yang dirasakan dari adanya industri tambang batubara ini. Namun masalah ini sangatlah dilematis, karena di satu sisi kita butuh hal ini untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari -- hari kita namun disisi lain adanya industri juga memiliki dampak yang negatif.

Jika ditinjau dengan sosiologi lingkungan maka kita bisa melihat fenomena ini dengan dua sudut pandang. Menurut Emil Salim (1976), lingkungan ialah segala sesuatu atau kondisi yang ada di sebuah tempat. 

Keberadaannya sangat mempengaruhi makhluk hidup di dalamnya (termasuk manusia). Pengertian ini memiliki arti bahwa suatu peristiwa alam dapat memberikan dampak organisme lainnya. Sedangkan menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1997, Berdasarkan Undang-undang No 23 tahun 1997, lingkungan ialah benda, keadaan dan makhluk hidup yang disatukan di sebuah tempat. Keberadaan manusia pada ruang tersebut memiliki pengaruh besar bagi masyarakat. Bisa dikatakan seseorang memiliki andil dalam mensejahterakan pihak lainnya.

Secara sosiologi institusional manusia sadar dengan hal yang mereka lakukan dalam industri ini namun kebutuhan hidup mengaharuskan mereka untuk melakukan hal ini. Secara paradigma marxisme industri ini melakukan eksploitasi habis-habis terhadap alam sehingga berdampak terhadap lingkungan disekitar tambang. Dalam prosesnya industri ini mencemari alam entah itu tanah, udara maupun air, adapun masih banyak masalah -- masalah turunan dari terdampaknya alam akibat eksploitasi untuk menghasilkan sesuatu yang disebut batubara.